Senin 26 Sep 2011 12:46 WIB

Kemendiknas Pastikan tak Beri Ampun 'Tim Sukses' UN 2011

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR - Kementerian Pendidikan Nasional akan meningkatkan kredibilitas ujian nasional dengan melakukan pengawasan secara ketat dan berlapis serta menindak tegas siapapun yang terlibat sebagai "tim sukses".

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemdiknas, Prof Dr Khairil Anwar Nododiputro MS, Senin di Bogor mengatakan penyelenggaraan UN 2012 dititikberatkan pada tiga aspek, yaitu kualitas, akseptabilitas, dan kredibilitas.

Untuk mewujudkan ketiga aspek tersebut, Kemdiknas bertekad memberlakukan pengawasan secara ketat dan berlapis untuk mengeleminasi potensi-potensi kecurangan yang mungkin muncul.

"Siapapun yang terlibat dalam praktik kecurangan akan ditindak secara tegas. Apalagi kalau ada yang menjadi tim sukses UN akan dikenakan sanksi tegas berupa pemecatan," papar Prof Khairil Anwar Notodiputro di sela acara penutupan "Lokakarya Manajemen UN 2012: Peningkatan Kualitas, Akseptabilitas dan Kredibilitas Ujian Nasional" di Bogor.

Potensi munculnya "tim sukses" UN, terang Prof Khairil, dimungkinkan karena adanya konflik kepentingan terhadap hasil ujian. Pasalnya ada kepala daerah yang ingin mencapai angka kelulusan UN yang tinggi, sehingga membentuk "tim sukses."

Banyak pihak yang berkepentingan dengan hasil UN, sehingga sering terjadi konflik kepentingan, kata Prof Khairil. Sehingga bila pada UN 2012 muncul praktik "tim sukses" pihak Kemdiknas akan memberikan sanksi tegas berupa pemecatan.

Oleh karena itu, sejak dini Prof Khairil mengajak agar semua pihak mengedepankan kejujuran dan kredibilitas dalam penyelenggaraan UN demi mewujudkan mutu pendidikan terbaik sesuai harapan bersama.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement