REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Indonesia masih menghadapi kesenjangan digital antara pusat dan daerah, sehingga menjadi tantangan untuk mewujudkan masyarakat informatif di masa depan, kata Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring.
"Kesenjangan itu bisa dilihat dari masih minimnya infrastruktur informasi dan komunikasi di wilayah timur Indonesia," katanya saat membuka "1st ICT USO Expo and Conference" di "Jogja Expo Center" (JEC) Yogyakarta, Senin (26/9).
Selain itu, saat ini layanan informasi di Indonesia juga masih lemah dan minimnya informasi yang bersifat edukatif dengan banyaknya tayangan yang belum mencerdaskan.
Menurut dia, persoalan teknologi informasi yang dihadapi bangsa Indonesia berbeda dengan negara lain, terutama terkait kondisi geografis negeri ini yang berupa kepulauan. Kondisi itu menyebabkan akses informasi belum mampu menjangkau seluruh wilayah kepulauan.
"Oleh karena itu, kami menggunakan lima kunci sukses untuk menghadapinya, yakni menempatkan teknologi informasi sebagai pilar bangsa, menjadikan teknologi sebagai penghasil devisa baru, teknologi sebagai penyerap tenaga kerja, menjadi alat mencerdaskan bangsa, dan alat demokrasi dan menjaga NKRI," paparnya.
Ia mengatakan, target dari upaya tersebut adalah mewujudkan masyarakat Indonesia yang informatif, yakni yang peduli terhadap informasi. Dalam hal ini, informasi juga menjadi komponen yang digunakan para elit pemegang kekuasaan untuk mengambil keputusan.