REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Seluruh korban ledakan bom bunuh diri Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton Surakarta telah selesai menjalani operasi hingga Senin pukul 14.00 WIB dan mendapatkan perawatan secara intensif di Rumah Sakit dr. Oen Surakarta.
"Sebanyak 14 korban telah selesai dioperasi dengan nama pasien yang terakhir dioperasi bernama Ferdianta yang mengalami luka di bagian lengan karena tertembus serpihan bom," kata Manajer Penunjang Umum RS dr Oen, William Tanoyo, di Surakarta, Senin.
Seluruh korban tersebut, lanjut dia, telah dirawat di beberapa bangsal dan tidak terbatas pada perawatan kelas III saja.
William merinci empat pasien dirawat di kelas III, empat pasien dirawat di kelas II, dan dua pasien mendapatkan perawatan di kelas I. "Selain itu, satu orang dirawat di ruang intermediate care dan satu orang meminta perawatan di kelas VIP," kata William.
Sementara itu, dua orang yang sempat dinyatakan kritis setelah terjadinya peristiwa ledakan bom yakni Defiana dan Ferriana masih dirawat secara intensif di bangsal ICU RS dr Oen. "Keduanya telah stabil kondisinya meskipun sempat kritis kemarin. Mereka telah sadar dan dapat berkomunikasi dengan baik," kata William.
William mengatakan pihak rumah sakit tidak dapat memaksakan para pasien tersebut untuk menempati ruang perawatan kelas III seperti standar pelayanan Jaminan Kesehatan Masyarakat karena hal tersebut tergantung pada keinginan dan kebutuhan masing-masing pasien.
"Pihak rumah sakit masih berkonsentrasi pada penyembuhan pasien. Urusan pembiayaan akan dipertimbangkan nantinya," kata dia.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Surakarta bersama Kementerian Kesehatan telah siap untuk menanggung biaya perawatan seluruh pasien korban ledakan bom bunuh diri yang terjadi di Kompleks GBIS Kepunton, Minggu lalu. Hal tersebut disampaikan oleh Wali Kota Surakarta Joko Widodo saat menjenguk pasien di RS dr Oen pagi tadi.