REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Pelaku bom bunuh diri Solo yang diduga mirip dengan Ahmad Yosepa Hayat alias Ahmad Abu Daud alias Raharjo alias Hayat, menolak mentah-mentah sistem pemilu.
Bahkan Hayat lebih memilih dipenggal kepalanya daripada menggunakan hak suaranya. "Saat pemilu presiden, Hayat katanya menolak nyoblos. Bahkan daripada nyoblos, dia bilang lebih baik dipenggal," ujar tetangga mertua Hayat, Elli Ermawati, yang mengutip ucapan ibu mertua Hayat, Astuti.
Kalimat dan sikap Hayat itu pun memancing kekesalan ibu mertuanya. Bahkan Hayat dan ibu mertuanya diketahui kerap terlibat perselisihan hingga hubungan di antara mereka pun jadi tak akur. Bahkan Hayat dikabarkan telah digugat cerai oleh istrinya, Yosepa Dewi, pada tahun ini.
Setelah Hayat ramai diberitakan mirip dengan pelaku bom Solo, rumah mertua Hayat di Kompleks Perumahan Gabungan Koperasi Batik Indonesia (GKBI) RT 19/07, Desa/Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon, menjadi sepi.
Sejumlah tetangga menyebutkan jika mertua Hayat dan istrinya telah pergi dari rumah sejak Ahad (25/9). "Sekarang cuma tinggal Dzikri (adik ipar Hayat) saja yang ada di rumah," ujar salah seorang tetangga yang enggan disebutkan namanya.
Sementara itu, saat para wartawan mendatangi rumah mertua Hayat, Dzikri tidak mau mengakui jika dia memiliki hubungan kleuarga dengan Hayat. Bahkan dia mengaku tidak mengenal Hayat. "Saya tidak kenal Hayat, dan bukan keluarga Hayat," tegas pemuda yang dikenal sebagai mahasiswa di sebuah perguruan tinggi di Cirebon itu, sambil menutup pintu rumahnya.