Senin 26 Sep 2011 20:16 WIB

Hayat: Daripada Nyoblos Pemilu Lebih Baik Dipenggal

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Chairul Akhmad
Sejumlah anggota polisi bersenjata lengkap, berjaga di sekitar lokasi bom bunuh diri di Gereja GBIS Kepunton, Solo, Ahad (25/9).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Sejumlah anggota polisi bersenjata lengkap, berjaga di sekitar lokasi bom bunuh diri di Gereja GBIS Kepunton, Solo, Ahad (25/9).

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Pelaku bom bunuh diri Solo yang diduga mirip dengan Ahmad Yosepa Hayat alias Ahmad Abu Daud alias Raharjo alias Hayat, menolak mentah-mentah sistem pemilu.

Bahkan Hayat lebih memilih dipenggal kepalanya daripada menggunakan hak suaranya. "Saat pemilu presiden, Hayat katanya menolak nyoblos. Bahkan daripada nyoblos, dia bilang lebih baik dipenggal," ujar tetangga mertua Hayat, Elli Ermawati, yang mengutip ucapan ibu mertua Hayat, Astuti.

Kalimat dan sikap Hayat itu pun memancing kekesalan ibu mertuanya. Bahkan Hayat dan ibu mertuanya diketahui kerap terlibat perselisihan hingga hubungan di antara mereka pun jadi tak akur. Bahkan Hayat dikabarkan telah digugat cerai oleh istrinya, Yosepa Dewi, pada tahun ini.

Setelah Hayat ramai diberitakan mirip dengan pelaku bom Solo, rumah mertua Hayat di Kompleks Perumahan Gabungan Koperasi Batik Indonesia (GKBI) RT 19/07, Desa/Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon, menjadi sepi.

Sejumlah tetangga menyebutkan jika mertua Hayat dan istrinya telah pergi dari rumah sejak Ahad (25/9). "Sekarang cuma tinggal Dzikri (adik ipar Hayat) saja yang ada di rumah," ujar salah seorang tetangga yang enggan disebutkan namanya.

Sementara itu, saat para wartawan mendatangi rumah mertua Hayat, Dzikri tidak mau mengakui jika dia memiliki hubungan kleuarga dengan Hayat. Bahkan dia mengaku tidak mengenal Hayat. "Saya tidak kenal Hayat, dan bukan keluarga Hayat," tegas pemuda yang dikenal sebagai mahasiswa di sebuah perguruan tinggi di Cirebon itu, sambil menutup pintu rumahnya.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement