REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT – Militer Lebanon menahan seorang pria Mesir dan istrinya yang berkebangsaan Lebanon atas tuduhan bekerjasama dengan agen mata-mata Israel, Mossad.
"Pria itu mengaku menerima uang sebagai imbalan melakukan aksi spionase. Dan ia telah pergi ke Israel hingga tiga kali sejak 1999," demikian pernyataan militer yang dikeluarkan Senin (26/9).
Militer Lebanon menambahkan, di dalam rumah tersangka, pihak berwenang menemukan peralatan yang digunakan untuk memata-matai dan kepingan cakram (CD) berisi foto-foto lokasi yang dilindungi.
Sejak 2009, lebih dari 100 orang telah ditangkap di Lebanon atas tuduhan mata-mata.
Pejabat Lebanon menyatakan Israel secara rutin merekrut mata-mata di Lebanon dan telah menembus jaringan telekomunikasi negara itu. Kedua negara tersebut hingga kini masih dalam keadaan perang.