REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alokasi Anggaran untuk Badan Intelijen Negara (BIN) dinaikkan hingga Rp 1,4 trilyun per tahun. Hal ini dilakukan agar BIN semakin maksimal bekerja. Mereka nantinya akan menghimpun informasi intelijen yang lebih luas sehingga stabilitas negara semakin kuat.
Pada tahun 2011, BIN mendapat alokasi dana sebesar Rp1,2 trilun. Menurut keterangan Ketua Komisi I DPR Mahfudz Shiddiq, kemungkinan anggaran BIN akan naik menjadi Rp1,4 triliun tahun depan.
"Kita sepakat melakukan itu," ujar Mahfudz Sidik, di DPR, Rabu (28/9). BIN dianggapnya harus memiliki anggaran yang bertambah, karena saat ini cakupan kerja BIN semakin luas. Lembaga ini nantinya tidak hanya menghimpun informasi intelijen terkait bidang keamanan dan pertahanan saja. BIN nantinya akan menghimpun informasi intelijen seputar pangan, ekonomi, lingkungan hidup, dan energi. Nantinya anggota BIN akan masuk ke ranah-ranah itu semua.
Informasi intelijen seputar pangan akan mencakup kekuatan pangan untuk dikonsumsi rakyat. Selain itu bahaya apa saja yang mengancam pangan di Indonesia.
Dalam hal ekonomi, BIN menghimpun informasi seputar ancaman krisis ekonomi, sekaligus memantau kondisi ekonomi. Anggota di lapangan akan menganalisa dan melaporkan pantauan terakhirnya.