Rabu 28 Sep 2011 13:02 WIB

Akibat Tindakan Polisi Terhadap Pemrotes Mendagri Bolivia Mundur

REPUBLIKA.CO.ID,LA PAZ--Menteri dalam negeri Bolivia mengundurkan diri Selasa saat Presiden Evo Morales berusaha mengatasi kehancuran politik akibat tindakan keras polisi terhadap para pemrotes yang mengecam pembangunan sebuah jalan raya melalui Amazon.

Menteri Dalam Negeri Sacha Llorenti adalah menteri kedua Kabinet Morales mengundurkan diri sejak polisi membubarkan unjuk rasa sebulan dalam satu aksi akhir pekan yang dikecam para pemimpin oposisi, kata para pejabat ombudsman dan pemerintah.

Menteri Pertahanan Cecilia Chacon mengundurkan diri Senin sebagai protes terhadap operasi itu, yang memicu Morales menangguhkan pengerjaan jalan raya sepanjang 300km itu sampai referendum diselenggarakan di dua provinsi yang terkena proyek jalan itu.

Saat kecaman meningkat terhadap tindakan polisi, Llorenti mengatakan ia memutuskan mengundurkan diri "karena saya tidak ingin menjadi alat untuk membenarkan tindakan itu."

"Saya memyampaikan surat pengunduran diri saya kepada presiden dan ia menyetujui itu," kata Llorenti kepada wartawan di istana presiden.

Polisi menembakkan gas air mata dan menahan sebentar sejumlah pemrotes ketika mereka menyerbu satu perkemahan di Yucumo, daerah 300 km utara La Paz Ahad malam, kata media lokal. Beberapa orang menderita cedera ringan, kata laporan-laporan itu.

Mahasiswa dan para aktivis turun ke jalan-jalan di sejumlah kota besar dan kota kecil,Selasa untuk menunjukkan solidaritas mereka dengan para pemrotes jalan Amazon itu, meningkatkan tekanan terhadap Morales.

Penentangan kuat terhadap rencana pembangunan jalan itu membuat tidak enak bagi Morales karena aksi itu dipimpin masyarakat Indian yang umumnya mendukung reformasi pro-pribuminya.

Morales, presiden pertama Bolivia yang berasal dari warga pribumi dalam pidatonya mengatakan jalan raya yang menelan biaya 420 juta dolar itu yang dananya dibantu Brazil, adalah penting bagi pembangunan ekonomi pada salah satu dari wilayah-wilayah terpencil negara itu.

Pemimpin oposisi berhaluan kanan-tengah Samuel Doria Medina mengatakan pengunduran Llorenti yang mendadak itu menunjukkan pemerintah berada " dalam satu krisis yang mendalam karena serangan terhadap para pengunjuk rasa pribumi."

Kredibilitas presiden hancur dan untuk mengatasinya, satu-satunya yang dapat ia lakukan adalah merombak kabinetnya," kata Doria.

Protes-protes sering terjadi di negara pengekspr gas itu, tetapi ketegangan yang telah menggulingkan dua pemerintah tahun 2003 dan 2005 mereda sejak Morales terpilih akhir tahun 2005 dengan janji akan memberikan kekuasaan politik yang lebih banyak kepada penduduk mayoritas pribumi yang miskin.

sumber : antara/reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement