Rabu 28 Sep 2011 13:16 WIB

Atasi Kekeringan, PNS Diimbau Sumbang Air Bersih

Rep: Edy Setiyoko/ Red: Chairul Akhmad
Musim kemarau berkepanjangan rentan menjadi rawan pangan (ilustrasi).
Foto: Antara/Arief Priyono
Musim kemarau berkepanjangan rentan menjadi rawan pangan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten mengetuk hati seluruh pegawai negeri sipil (PNS) di wilayah ini untuk peduli terhadap bencana kekeringan di daerahnya.

Mereka diminta iuran guna membantu pengadaan air bersih kepada warga yang daerahnya mengalami kekeringan.

Sesuai Surat Edaran (SE) Sekda Klaten Nomor: 821.2/2041/10 yang berisi imbauan kepada seluruh PNS di Kabupaten Klaten, agar mau menyumbang baik berujud uang atau bentuk air bersih untuk mengatasi musim kemarau panjuang.

Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Klaten, Purwanto Anggono Cipto, mengatakan besaran sumbangan tidak ditentukan. Sebagai gambaran, di dalam surat edaran tersebut telah disebutkan, bahwa harga air satu tangki berkapasitas 5.000 liter sekitar Rp 150.000. ''Tapi bukan berarti PNS harus menyumbang sebanyak itu. Seikhlasnya saja sudah bagus," ujarnya.

Ia berharap PNS bisa mengerti akan kondisi warga yang mengalami kekeringan. Untuk itu, PNS boleh menyumbang minimal Rp 5.000 per orang. Dana yang terkumpul akan sangat membantu mengatasi kekeringan di kabupaten ini.

Purwanto menggambarkan, jika semua menyumbang minimal Rp 5.000 per orang dikalikan jumlah PNS sebanyak 16.200, maka terkumpul dana sekitar  Rp 81 juta. "Jumlah tersebut melebihi dana penanganan kekeringan yang dianggarkan dari APBD," ujarnya.

Dana penanganan kekeringan 2011 di Klaten hanya tersedia Rp 34 juta, dan dalam APBD Perubahan 2011 mendapat tambahan Rp 33 juta. Sedangkan saat ini ada 31 desa di enam kecamatan yang hingga kini mengalami kekeringan. "Bantuan air bersih sesegera mungkin dikumpulkan agar dapat disalurkan kepada warga yang daerahnya mengalami kekeringan," kata Purwanto.

Sedikitnya, lima kecamatan yang sejumlah desanya terkena dampak musim kemarau panjang. Seperti Kecamatan Kemalang, Manisrenggo, Karangnongko, Jatinom, dan Bayat. Paling parah Kecamatan Kemalang. Terutama warga yang tinggal di lereng Gunung Merapi. Mereka mengalami kesulitan memperoleh air bersih.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement