REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pelita Jaya Jakarta mengaku tidak setuju terkait keputusan kontroversial PSSI yang meloloskan enam tim tambahan ke Liga Super. Menurut pengurus Pelita, Lalu Mara, keputusan PSSI itu ajaib dan tidak sesuai aturan.
Akibatnya, lanjut dia, klub yang memang memiliki hak berkompetisi jadi dirugikan. "Klub tentu yang rugi dengan membengkaknya anggaran," ujarnya di Jakarta, Rabu (28/9).
Ihwal respon penolakan Pelita atas keputusan PSSI, tidak lantas membuat klub yang dimiliki keluarga Barkrie ini mengambil jalan frontal dengan mogok bertanding. "Kami masih berprasangka baik pada PSSI. Tapi ingat hal ini ada limit dan bataasannya," katanya.
Dia mengaku telah menyiapkan staf legalnya untuk menghitung kerugian yang diderita Pelita akibat berlarutnya kompetisi. Akibat tidak kunjung bertanding, biaya operasional klub membengkak dan akan semakin membumbung tinggi akibat padatnya jadwal pertandingan.
Hal ini, ditegaskan Lalu Mara, yang akan dituntut Pelita kepada PSSI. "Tentunya kami terus menghitung kerugian. Kami pastinya tidak mau telan kerugian ini sendiri. Kita akan kick back balik ke PSSI," ungkapnya.
Di samping biaya, Lalu mengkhawatirkan kepadatan jadwal akan berimbas pada kebugaran fisik para pemain. Dengan memainkan laga sebanyak 552 pertandingan per musim, para pemain harus bertanding dua kali setiap minggunya.
"Yang saya takutkan kalau pemain saya mati. PSSI harusnya memperhatikan ini. Bisa jadi PSSI nanti yang diminta pertanggunganjawabnya," tandasnya.