REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Pelajar dan mahasiswa di Yogya menjadi salah satu korban narkoba yang paling banyak.
Sekretaris Jenderal Yayasan Anak Bangsa Mandiri, Aulia Reza, mengungkapkan, hal itu karena Yogya memang dikenal sebagai Kota Pelajar.
Untuk wilayah Yogya sendiri, kata Reza, paling banyak kasus narkoba yang terungkap ada di wilayah Depok, Sleman. Setelah itu baru wilayah Kasihan dan Kota. "Depok memang pusat pelajar dan mahasiswa. Selain itu, di sana juga paling banyak tempat hiburannya," kata Reza pada Republika, Kamis (29/9).
Sementara menurut Kepala Bidang Humas Polda DIY, AKBP Anny Pudjiastuti, kasus narkoba semester ini justru menurun dibanding tahun lalu. "Dari data yang masuk, tahun ini kasus yang ditangani sebanyak 123, sedang tahun lalu pada semester sama sebanyak 163 kasus," ungkap Anny.
Berdasarkan data Polda DIY, kasus narkoba paling banyak pada usia 19-40 tahun. Ini adalah usia produktif.
Menurut Reza, kasus narkoba merupakan sebuah gunung es yang terlihat kecil di permukaan. Bisa jadi, banyak modus yang belum bisa ditangani kepolisian yang mungkin lebih besar dari kelihatannya.
Reza dan Yayasan Anak Bangsa Mandiri saat ini memang berkonsentrasi pada pendidikan asertif untuk pencegahan kasus narkoba yang dialami remaja di Yogya. "Pendidikan untuk mencegah peredaran narkoba terletak di lingkungan keluarga dan masyarakat. Remaja harus dididik untuk mengatakan tidak pada narkoba," sarannya.