Kamis 29 Sep 2011 17:45 WIB

Panja Mafia Pemilu Ragu dengan Keterangan Rara?

Rep: mansyur faqih/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Anggota DPR meragukan keterangan Kim Isura Ginting alias Rara, pada Panitia Kerja Mafia Pemilu, di Jakarta (29/9). Dalam keterangannya, Rara mengaku mengenalkan Masyhuri Hasan dengan tantenya, Nesyawati yang merupakan anak eks hakim MK Arsyad Sanusi.

''Saya yang mengenalkan Masyhuri saat dia mengantar saya menemani tante (Nesyawati) membetulkan ponsel di ITC Cempaka Mas,'' katanya, di Jakarta, Kamis (29/9).

Ia juga mengaku, kalau ada pertemuan antara Masyhuri, Arsyad, dan Dewi Yasin Limpo di apartemen Arsyad. Mengenai pertemuan ini, keterangan yang dikemukakan Rara berbeda dengan Masyhuri.

Rara mengaku, ia yang mengundang Masyhuri datang untuk makan ke acara yang juga dihadiri keluarga Rara. ''Lewat BBM saya tanya, mau datang? Dia ternyata serius dan betul-betul datang,'' paparnya.

Sementara itu, pernyataan Masyhuri yang dibacakan Ketua Panja, Chaeruman Harahap mengatakan kalau Masyhuri datang karena diundang Nesyawati. ''Inisiatif pertemuan Minggu itu memang untuk makan-makan. Mashuri saya undang untuk acara makan dan tidak ada untuk sengaja bertemu Pak Sanusi. Saya mengundang tidak sengaja,'' ungkap Rara.

Hanya saja, Rara mengatakan, tidak tahu apa saja yang dibicarakan Masyhuri dan Arsyad dengan alasan langsung istirahat tidur setelah Masyhuri datang.

Ia juga mengaku, tidak menduga akan ada kasus seperti ini. Juga tidak tahu mengenai Dewi yang mencalonkan diri untuk kursi DPR RI dari daerah pemilihan Sulawesi Selatan I.

Sementara itu, Chaeruman menjelaskan, sidang hari ini hanya untuk melihat bagaimana hubungan antara Rara dengan Masyhuri yang kini menjadi tersangka kasus surat palsu di MK. Serta hubungan mereka dengan Dewi Limpo. ''Saya kira tidak ada lagi krusial ini hanya memperjelas,'' paparnya sebelum menggelar rapat.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement