REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Kasus ketidakadilan terhadap pahlawan devisa masih saja terjadi. Kali ini, menimpa TKW Bonita (19), asal Dusun Krajan II RT 08/04, Desa Muara, Kecamatan Cilamaya Wetan, Karawang.
Bonita saat ini menderita cacat permanen pasca terjun dari lantai 3 rumah penampungan di Jordania. Caung (43), ayah dari Bonita, mengatakan, putri pertamanya ini kali pertama menjadi tenaga kerja wanita (TKW). Bonita, berangkat pada 2009 lalu atas prakarsa sponsor asli Cilamaya. Saat itu, Bonita dijanjikan pergi ke Arab Saudi.
Akan tetapi, karena ada permasalahan kesehatan akhirnya dia dikirim ke Jordania. Adapun, PJTKI yang memberangkatkannya yaitu PT Abdi Dela Persada, asal Condet, Jakarta Timur. "Saat berangkat, usia anak saya kurang dari 17 tahun," kata Caung, kepada sejumlah wartawan, Ahad (3/10).
Awalnya, lanjut Caung, Bonita bekerja sebagai pembantu rumah tangga di salah seorang warga negara Jordania. Pada majikan pertama, Bonita mampu bekerja sampai sembilan bulan. Kemudian, dia dikembalikan oleh majikannya ke salah seorangt agen TKI di Jordania.
Setelah ada di agen, Bonita kembali bekerja di rumah majikannya yang kedua. Dia mampu bertahan sampai 14 bulan. Entah karena persoalan apa, Bonita kembali dikembalikan majikannya ke agen. Agen yang menampung Bonita yaitu PT Orchid East Agency.
Pada saat di penampungan ini, sambung Caung, Bonita mendapatkan perlakuan kasar. Bahkan, dia mendapatkan pelecehan seksual dari salah seorang staff yang bernama Khalid. Akibat perlakuan tidak senonoh tersebut, Bonita nekad terjun dari lantai tiga rumah penampungan. Tujuannya, dia ingin kabur dari penampungan tersebut.
Akibat aksi nekadnya itu, Bonita menderita patah tulang belakang. Bahkan, salah satu tulang iganya menonjol keluar. Beruntung, saat aksi terjun itu ada yang melihat. Sehingga, Bonita langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat. Selain itu, kasus ini kemudian dilaporkan ke polisi setempat.
Pada 11 Agustus lalu, Bonita berhasil kembali ke tanah air. Namun nahas, dia tak bisa lagi beraktivitas sebagai mana mestinya. Pasalnya, kaki kiri gadis ini patah, dan tulang belakangnya tak bisa menopang beban berat badannya.
Saat ini, gadis berkulit hitam manis ini telah lumpuh. Dia hanya bisa terbaring di rumahnya yang terbuat dari geribig anyaman bambu ini. Tak hanya itu, Bonita juga tak bisa berobat di tanah air. Pasalnya, dia kehilangan uang gaji senilai Rp 15 juta dan uang asuransi kecelakaan sebesar 6.000 dolar Amerika.