REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Polri menyebut nama salah satu Daftar Pencarian Orang (DPO) Upik Lawanga juga ikut terlibat dalam bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Solo, Jawa Tengah.

Ia diduga memiliki peran sentral dalam jaringan terorisme di Indonesia. Upik Lawanga pun menjadi target penangkapan Polri selanjutnya.

"Upik Lawanga memang sudah menjadi target DPO kita yang lama, tapi kita tetap berupaya untuk menangkapnya," kata Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Anton Bachrul Alam yang dihubungi Republika, Selasa (4/10).

Anton menambahkan Upik Lawanga telah menjadi DPO sejak adanya aksi pemboman di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton serta bom di Poso, Sulawesi Tengah pada beberapa tahun lalu yang diduga adanya keteribatan Upik Lawanga.

Upik Lawanga juga diduga mahir dan ahli dalam membuat dan merakit bom, karena menjadi murid dari ahli bom Dr Azahari. Kini Upik Lawanga menjadi salah satu dari empat DPO dari bom Cirebon dan Solo yang menjadi target penangkapan selanjutnya.

Selain Upik Lawanga, DPO lainnya yaitu Nanang Irawan alias Rian alias Nangdut alias Gendut, Heru Komarudin dan Yadi Al Hasan alias Abu Fakih alias Vijay alias Jay.

"Sementara itu, kalau ada lagi akan disampaikan, termasuk satu DPO lagi yang diduga juga terlibat bom bunuh diri di Cirebon yang belum diketahui identitasnya," tegasnya.

Sebelumnya, salah satu DPO bom Cirebon, Ahmad Yusefa Hayat alias Pino Damayanto menjadi pelaku bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Solo, Jawa Tengah pada 25 September kemarin.

DPO lainnya, Beni Asri, ditangkap di Solok, Sumatera Barat pada 30 September 2011 lalu. Kini polisi masih mengincar empat DPO lainnya yang diduga masih menyimpan satu rangkaian bom bunuh diri terdiri dari tujuh bom pipa itu.

Ikuti Whatsapp Channel Republika