Selasa 04 Oct 2011 11:59 WIB

Drajad Wibowo Minta BI 'Pecat' Budi Mulya karena Minta Duit ke Robert Tantular

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) seharusnya mengambil tindakan tegas terhadap salah satu deputi gubernur BI yang terkait dengan Bank Century, salah satunya dengan menonaktifkan yang bersangkutan.

Pengamat ekonomi Drajad Wibowo menyatakan di Jakarta, Selasa, bahwa penonaktifan Deputi Gubernur BI Budi Mulya adalah untuk mempermudah pemeriksaan.

Drajad mengungkapkan, ada dua hal yang harus dilakukan BI terkait terungkapnya peminjaman dana Rp1 miliar oleh Deputi Gubernur BI Budi Mulya ke pemegang saham Bank Century, Robert Tantular.

"Sebaiknya BI lakukan setidaknya dua hal, yaitu menskors atau bahkan menonaktifkan yang bersangkutan," kata Drajad.

Ia juga menyarankan agar BI segera mengubah kode etik dan sistem pengawasan internal bagi seluruh pegawai di bank sentral tersebut.

"BI selama ini membangun kode etik, GCG (good corporate governance) dan sistem pengawasan bagi bankir. Sudah saatnya BI membangun dan merevisi ulang kode etik, GCG dan sistem pengawasan internal bagi pegawai BI," ujarnya.

Drajad berpendapat sikap BI yang hanya akan menggeser tugas Budi Mulya menjadi penanggungjawab urusan kesekretariatan, Unit Khusus Penyelesaian Aset, museum, dan kantor perwakilan, bukanlah tindakan yang tepat, karena ini akan berpotensi mengganggu pemeriksaan atas kasus yang bersangkutan.

"BI sebagai lembaga akan babak belur lagi. Jadi untuk menyelamatkan lembaga, sebaiknya dinonaktifkan," tuturnya.

Sebelumnya, juru bicara BI Difi Djohansyah mengatakan tugas direktorat pengelolaan moneter kini diambilalih oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia Halim Alamsyah, Direktorat Pengelolaan Devisa dipegang oleh Hartadi A Sarwono, dan pengelolaan informasi oleh Ardhayadi Mitroatmodjo.

Sedangkan Budi Mulya untuk sementara digeser menjadi pemegang urusan kesekretariatan, Unit Khusus Penyelesaian Aset, museum, dan kantor perwakilan. Difi menyatakan, hingga kini BI belum bisa menonaktifkan Budi Mulya sebagai Deputi Gubernur.

"Undang-Undang Bank Indonesia mengatakan anggota Dewan Gubernur bisa diberhentikan kalau terbukti secara hukum pidana atau mengundurkan diri," tuturnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement