Rabu 05 Oct 2011 19:11 WIB

PKS Belum Pernah Sekalipun Diajak Ngobrol SBY Soal Reshuffle

Rep: Teguh Firmansyah/ Red: Stevy Maradona
Anis Matta
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Anis Matta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Partai Keadilan Sejahtera  tidak terlalu khawatir dengan  rencana reshuffle yang digulirkan oleh  Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. PKS merasa posisinya dalam kabinet Indonesia bersatu jilid kedua masih cukup aman mengingat kontrak khusus yang telah disepakati sebelumnya dengan Presiden.  

“Ya kita nyaman karena ada kontrak khusus itu,”ujar Sekretaris Jenderal PKS Anis  Matta,  di Cilangkap, Rabu (5/10).

Menurut  Aniz, PKS mempunyai kontak tersendiri dengan beliau yang berbeda dengan Partai lain.  Kontrak itu mengatur  power sharing atau pembagian kekuasaan .  Untuk itu, PKS tidak perlu merasa khawatir terhadap isu reshuffle  itu. Kecuali, kata Anis, jika  kontrak ini dilanggar.  “Ini (persoalan)  lain,”tegasnya.

Anis menilai masing-masing orang atau partai mempunyai cara untuk berkoalisi.   Karenanya kalau ada resuffle menyangkut (Menteri)  PKS,  Ia tidak ragu untuk membuka kontrak itu kembali. “Saya akan buka itu,”katanya.

PKS sampai kini  belum pernah diajak berbicara terkait perombakan kabinet dengan presiden.  Untuk itu, Menurut Anis tidak ada yang perlu dipermasalahkan. Ia juga mengaku tidak tahu mengenai nama-nama Menteri paska reshuffle yang bergulir di Media.

“Saya juga tidak tahu nama-nama,  itu dari mana  kalau PKS sikapnya official. Sepanjang tidak ada pembicaraan bilateral kami anggap tidak ada masalah,”jelasnya.

Anis  secara pribadi si meragukan reshuffle tersebut dapat efektif untuk mendorong kinerja. Pasalnya meski sejak awal penyusunan kabinet dilakukan dengan fit and proper test namun pada kenyataannya  tak jarang  pemerintah melakukan reshuffe ditengah jalan.

Bagaimana tidak pada seleksi kabinet sebelumnya, calon Menteri datang ke Cikeas ditanya satu persatu.  Setelah itu diminta menandatangi kontrak kinerja pakta integrias. Asumsinya, kata Anis,  kalau seleksi ketat hasilnya bagus , “ Tapi kalau seleksi ketat digant-ganti  tiap waktu orang bertanya ini yang salah diseleksi atau salah urus,”tanyanya.

Oleh karena itu,  tujuan dari reshuffle  itu tidak akan tercapai. Menteri baru ini  perlu adaptasi lagi dengan medan dan bidangnya.  “Semestinya setelah operasional 2 tahun, itu sudah mulai fokus,”ucapnya.

Berita Ter

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement