REPUBLIKA.CO.ID, KABUL – Badan intelijen Afghanistan menggagalkan rencana pembunuhan Presiden Hamid Karzai setelah menangkap seorang pengawal dan lima orang yang terkait dengan Alqaidah dan jaringan Haqqani.
"Para perencana serangan itu, yang terdiri dari mahasiswa dan seorang guru besar kedokteran, dilatih untuk melancarkan serangan-serangan di Kabul. Mereka merekrut salah seorang pengawal Karzai untuk membunuh sang presiden," kata Juru Bicara Direktorat Keamanan Nasional (NDS) Afghanistan, Lutfullah Mashal," Rabu (5/10).
Mashal menambahkan, mereka yang ditangkap memiliki hubungan dengan tiga orang anggota Alqaidah dan jaringan Haqqani yang bermarkas di kawasan suku Waziristan, Utara Pakistan yang berbatasan dengan Afghanistan.
"Kelompok itu merupakan bagian dari "kelompok paling canggih" yang mengaku dilatih menggunakan senapan, roket dan melakukan serangan bom bunuh diri. Sasaran mereka mencakup pejabat tinggi pemerintah," ujarnya.
Kelompok ini menyatakan telah menerima uang sebesar US$ 150.000 untuk mendanai kegiatan mereka dan berencana membunuh Karzai dalam perjalanannya ke luar Ibukota Afghanistan.
Sejak menjadi presiden pada 2002, Karzai telah tiga kali menjadi sasaran upaya pembunuhan. Dan yang paling menonjol adalah pada April 2008, ketika gerilyawan menembakkan senapan dan roket ke arah parade militer yang dihadirinya di dekat istana presiden di Kabul.
Gerilyawan meningkatkan serangan pembunuhan terhadap politikus, termasuk yang menewaskan Ahmed Wali Karzai, adik Presiden Hamid Karzai, di Kandahar pada Juli lalu. Dan terakhir, mereka membunuh mantan Presiden Afghanistan dan utusan perdamaian, Burhanuddin Rabbani, di Kabul September lalu.