REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA—Sekjen Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anis Matta mengaku, tidak takut untuk mengkritik kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Alasannya, ia mengaku telah memiliki keyakinan politis.
‘’Di 2008, ketika kita mengangkat isu pak Harto dan semua bilang PKS akan mati. Tapi ternyata kita tambah 12 kursi (DPR-red). Delapan dari 12 kursi itu berasal dari Jateng (Jawa Tengah) dan Jatim (Jawa Timur). Jadi jangan anda pikir kalau kita mengungkap kritik seperti ini kita tidak punya hitung-hitungan politik,’’ katanya, di gedung DPR, Jakarta, Kamis (6/10).
Alasan lain, ia menilai Ketua KPK Busryo Muqoddas terlalu membawa persoalan ke arah sentimental ketimbang memberikan jawaban secara substansi. ‘’Untuk Fachri, apakah dia didukung fraksinya atau tidak, itu masalah teknis. Dia sebagai anggota dewan punya hak untuk bicara seperti itu,’’ tambahnya.
Di PKS, katanya, memberikan kebebasan bagi anggotanya untuk berijtihad. Ia pun meminta agar memisahkan smangat antikorupsi dengan lembaganya. Ia menilai lembaga hanya sebagai alat sementara pemberantasan korupsi itu misinya.
‘’Lembaga yang harus kita evaluasi kinerjanya, efektif atau tidak. Saya selalu bilang, di dalam konsep demokrasi jangan ada orang yang dipersepsi sebagai orang suci. Kita ini manusia biasa yang terus berproses. Orang bisa salah, bisa benar,’’ tutur Wakil Ketua DPR ini.