REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO – Syekh Mazhar Shaheen, Imam Masjid Omar Makram, Kairo, bertindak selaku imam dan khatib shalat Jumat, dalam aksi protes di Tahrir Square, Jumat (7/10).
Dalam khutbahnya, Shaheen menyatakan telah terjadi penghianatan hukum di negaranya untuk mencegah mantan anggota Partai Demokrat Nasional (NDP) ikut dalam pemilihan parlemen mendatang. Ia juga meminta diakhiri dan dihapuskannya Undang-Undang Darurat di Mesir.
"Aturan pemilu harus diubah, sebagaimana permintaan sebagian besar kelompok dan partai politik sebelumnya," kata Syekh yang terkenal karena terlibat dalam Revolusi 25 Januari tersebut.
Shaheen juga menekankan pentingnya menasionalisasi kembali perusahaan-perusahaan negara yang telah diprivatisasi.
Dalam khutbahnya, Syekh Shaheen juga mengkritik saluran televisi satelit Salafi, yang ia tuding menerima dana dari Arab Saudi. "Revolusi ini murni dilakukan oleh rakyat Mesir. Dan kami tidak ingin ada campur tangan asing di dalamnya," tegasnya.
Sejak Kamis (6/10) sebelumnya, ribuan demonstran telah berkumpul di Tahrir Square. Mereka meneriakkan slogan-slogan revolusi dan menuntut militer menyerahkan kekuasaan kepada otoritas sipil.