REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG - Sidang para menteri ASEAN di Gumaya Tower Hotel Semarang, Senin, tidak akan membahas mengenai "pencaplokan" wilayah Indonesia oleh negara tetangga, Malaysia. "Hal itu tidak akan dibahas, karena harus dilakukan konfirmasi terlebih dahulu," kata Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Agung Laksono, seusai acara pembukaan sidang ASEAN Social Cultural Community (ASCC), di Semarang, Senin.
Agung mengatakan untuk menindaklanjuti masalah tersebut, diperlukan konfirmasi dari Kementerian Luar Negeri terlebih dahulu. "Perlu konfirmasi ke Kementerian Luar Negeri bidang politik dan keamanan," katanya.
Sementara dalam sidang ASCC hanya dihadiri oleh menteri ASEAN bidang sosial dan budaya.
Alasan lain tidak bahasnya isu tersebut, karena tidak masuk dalam agenda yang dihasilkan dari sidang sebelumnya, Senior Officials Committee for ASCC (SOCA).
"Kami nanti para menteri ASEAN akan membahas sesuai dengan agenda yang dihasilkan dari sidang SOCA," katanya.
Agung mengatakan sejumlah agenda yang sudah disiapkan di antaranya mengenai perlindungan untuk penyandang cacatdan HIV/AIDS.
Sebelumnya, anggota dewan mengatakan bahwa wilayah Indonesia di Kalimantan Barat yang berbatasan dengan Malaysia berkurang sebesar 1.400 hektare di wilayah Camar Bulan dan 80.000 meter persegi di Tanjung Batu.
Patok klaim Malaysia tidak sesuai dengan Tratak London 1824 yang merupakan kesepakatan antara Inggris dan Belanda yang menyebutkan bahwa batas dua negara lurus.