Rabu 12 Oct 2011 13:50 WIB

Soal Camar Bulan, Menlu Pastikan Sudah Lakukan Diplomasi Keras

Rep: Mansyur Faqih/antara/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Menlu Marty Natalegawa
Foto: blogspot.com
Menlu Marty Natalegawa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—JAKARTA—Menteri Luar Negeri, Marty Natalagawa mengatakan telah melakukan hard diplomacy (diplomasi keras) terkait masalah perbatasan di Camar Bulan, Sambas, Kalimantan Barat. ‘’Saya kira itu betul dan memang sudah dilakukan,’’ katanya, di gedung DPR, Jakarta, Rabu (12/10).

Namun Marty juga menegaskan harus didefinisikan dulu apa dan bagaimana bentuk "hard diplomacy" itu, serta apa yang akan dilakukan. "Kita harus mengerti dulu, apa persoalannyan," kata dia.

Marty menjelaskan, Menko Polhukam, Djoko Suyanto, sudah menjelaskan perihal wilayah perbatasan di Kalimantan Barat, yakni adanya pergeseran patok karena abrasi. Kesimpulan itu, menurut dia, dicapai pada pertemuan dengan tim survei lapangan pada Agustus lalu, yang menyimpulkan terjadi kerusakan dan pergeseran patok karena abrasi.

Sebelumnya, tutur Menlu, tim lapangan melakukan survei pada Maret 2011 dan hasilnya dilaporkan dalam pertemuan, pada Agustus 2011. Masalah ini, lanjutnya, tidak akan diselesaikan melalui perundingan. Kalaupun ada pergeseran, itu bisa dibentuk kembali karena koordinatnya sudah ada. Bisa juga, imbuhnya, dengan mengirim tim survey bersama dengan Malaysia untuk memperbaikinya

‘’Perbatasan negara bukan hanya berdasarkan patokan, semua sudah ada titik koordinatnya. Jadi kalau ada oknum-oknum yang menggeser atau memindahkan, itu ada mekanisme dan prosedur menyelesaikannya,’’ ungkap Marty.

 ‘’Sekarang tinggal bagaimana di lapangan. Jadi batas-batasnya sudah diketahui tinggal penegasan di lapangan. Perbatasan itu terdiri dari koordinat. Titik koordinatnya itu berdasarkan satelit dan disepakati tahun 1978. Tapi mengenai kepedulian ini masalah bersama,’’ tutur Marty.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
۞ وَلَقَدْ اَخَذَ اللّٰهُ مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَۚ وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيْبًاۗ وَقَالَ اللّٰهُ اِنِّيْ مَعَكُمْ ۗ لَىِٕنْ اَقَمْتُمُ الصَّلٰوةَ وَاٰتَيْتُمُ الزَّكٰوةَ وَاٰمَنْتُمْ بِرُسُلِيْ وَعَزَّرْتُمُوْهُمْ وَاَقْرَضْتُمُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا لَّاُكَفِّرَنَّ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَلَاُدْخِلَنَّكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۚ فَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاۤءَ السَّبِيْلِ
Dan sungguh, Allah telah mengambil perjanjian dari Bani Israil dan Kami telah mengangkat dua belas orang pemimpin di antara mereka. Dan Allah berfirman, “Aku bersamamu.” Sungguh, jika kamu melaksanakan salat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, pasti akan Aku hapus kesalahan-kesalahanmu, dan pasti akan Aku masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Tetapi barangsiapa kafir di antaramu setelah itu, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.”

(QS. Al-Ma'idah ayat 12)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement