REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Kementerian Pendidikan Inggris dibuat pusing dengan kemampuan membaca dan kecakapan berbahasa Inggris siswanya. Menurut analisa teranyar, standar membaca siswa Inggris jauh di bawah siswa seumurnya di Cina dan beberapa negara lain.
Analisa Organisation for Economic Co-operation and Development menunjukkan, kemampuan membaca anak-anak Inggris 18 bulan di bawah kemampuan anak-anak Cina seusianya dan setahun di bawah anak-anak Korea Selatan dan Finlandia.
Dalam kemampuan berbahasa Inggris, mereka enam bulan di bawah siswa Australia, Kanada, selandia Baru, Singapura, Jepang, dan Hongkong.
Dalam pemeringkatan internasional, prestasi siswa Inggris juga terus melorot. Dalam kemampuan membaca, siswa Inggris melorot dari posisi ke-7 menjadi ke-25. Hal yang sama juga terjadi pada matematika dari peringkat 8 ke 28 dan sains dari peringkat ke-4 menjadi ke-16.
Menteri pendidikan Nick Gibb menyatakan prihatin dengan kondisi ini. Ia menyalahkan sistem pendidikan dan sosial yang tidak menekankan membaca sebagai sebuah kebutuhan. Ia menyatakan, 40 persen siswa Inggris tak terbiasa untuk membaca. "Sangat jarang yang melakukannya, bahkan hanya untuk sekadar 30 menit membaca tiap harinya," katanya.
Ia menyatakan pemerintah akan menfokuskan pada peningkatan standar kemampuan membaca pada tahun-tahun awal sekolah dasar.