Kamis 13 Oct 2011 16:56 WIB

Kentang Cina Banjiri Pasar, Harga Kentang Lokal Merosot Tajam

Rep: Djoko Suceno/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Para petani kentang di Desa Karya Mekar dan Desa Pasirwangi, Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten, mengeluhkan merosotnya harga jual kentang dalam dua bulan terakhir ini.

Jika sebelumnya harga kentang di tingkat petani dijual dengan harga Rp 4.500 per kilogram, maka sejak dua bulan terakhir harga tersebut melosot hingga Rp 3.700 per kilogram.

Merosotnya harga kentang ini karena dibukanya impor sayuran, diantaranya kentang, dari Cina dan  Thailand. Menurut penuturan JajangSutarsa (35 tahun), petani asal Kampung Kepakan, Desa Karya Mekar, sejak dua bulan terakhir harga jual kentang di tingkat petani merosot hingga Rp 3.700 per kilogram.

Dengan merosotnya harga tersebut, kata dia, warga Desa Karya Mekar yang 90 persennya petani sayuran, merasa was-was. ‘’Masuknya kentang dari Cina dan Thailand ini benar-benar merugikan kami,’’kata dia kepada Republika, Kamis (14/10).

Jajang yang memiliki lahan satu hektar ini mengalami kerugian besar dengan merosotnya harga kentang tersebut. Setiap tiga bulan, kata dia, hasil panen yang diperolehnya sebanyak 15 ton kentang. Dari jumlah itu, ia menyisihkan sebanyak lima ton kentang untuk bibit dan hanya 10 ton kentang yang bisa dijual. Dengan harga jual yang merosot, ia dan juga ribuan petani lainnya di lereng Kawah Darajat ini, hanya mendapatkan keuntungan bersih Rp 100 per kilogramnya.

Merosotnya harga kentang sekarang ini, sambung Jajang, merupkan yang terburuk dalam kurun waktu 20 tahun terakhir. Harga kentang, imbuh dia, sempat mengalami kegoncangan pada tahun 1990 an, yang hanya Rp 800 per kilogram.

Saat itu, imbuh dia, harga kentang merosot karena jumlah panen yang melimpah. ‘’Merosotnya harga kentang kembali dialami sekarang ini. Bukan karena jumlah panen yang meningkat, tapi karena dibukanya impor kentang dari Cina,’’tutur dia yang sudah turun temurun menjadi petani kentang.

Selain harga yang merosot, lanjut Jajang, biaya pengolahan lahan kentang juga terus meroket. Salah satu sebabnya yaitu terus melonjaknya harga pupuk, baik organic maupun kimia.

Untuk pupuk organiK, lanjut dia, kini meroket hingga Rp 9.00 per kilogram. Kondisi yang sama juga dialami pupuk kimia jenis ZATS. ‘’Yang menjadi beban kami sekarang adalah impor kentang dan harga pupuk,’’kata dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement