REPUBLIKA.CO.ID,SAMARINDA--Panglima Daerah Militer (Pangdam) VI Mulawarman, Mayor Jenderal TNI, Tan Aspan, menyatakan, tidak ada pergeseran patok di perbatasan Indonesia dengan Malaysia di wilayah Kalimantan Timur. "Hanya cara pengukuran yang berbeda yang kemungkinan akibat terjadinya perbedaan pengukuran oleh Belanda dan Inggris saat itu. Jadi, tidak ada pergeseran patok di kawasan perbatasan di wilayah Kalimantan Timur, seperti informasi yang berhembus selama ini," ungkap Tan Aspan ditemui saat menghadiri pertemuan suku Dayak se-Kalimantan di Stadion Sempaja Samarinda, Kaltim, Jumat.
Di kawasan Kalimantan Kata Tan Aspan terdapat 10 titik perbatasan yang belum selesai. "Menurut Malaysia hanya sembilan titik sebab di Tanjung Datu mereka (Malaysia) menganggap sudah selesai namun kita menilai masih ada 10 titik perbatasan yang belum selesai, lima titik di Kalimantan Barat dan lima titik di Kaltim. Namun kita percayakan ke pihak yang berwenang dan kami (TNI) akan tetap menjaga wilayah perbatasan," kata Tan Aspan.
Permasalahan perbatasan tersebut lanjut Tan Aspan akan segera diselesaikan melalui pengukuran ulang. "Masalah pergeseran perbatasan sudah sering muncul tetapi setelah dicek di lapangan ternyata tidak ada pergeseran. Masalah perbatasan khususnya di lima titik di Kaltim yang belum terselesaikan itu akan segera kami tentukan melalui pembicaraan dan pertemuan antara kedua belah pihak," katanya.
"Sebenarnya tidak ada masalah pada kelima titik itu tetapi hanya pada pengukuran sehingga harus dibicarakan untuk disepakati bersama tanpa ada pihak yang merasa dirugikan," ungkap Tan Aspan. Tidak ada peningkatan pengamanan di wilayah perbatasan Indonesia dengan Malaysia di Kalimantan Timur kata Tan Aspan terkait mencuatnya kasus Damar Bulan dan Tanjung datu di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.
"Pengamanan wilayah perbatasan di sepanjang 1.038 kilometer tetap berjalan seperti biasa, bahkan patroli gabungan dengan Tentara Malaysia juga masih berjalan dengan baik. Jadi sebenarnya, di perbatasan tidak ada masalah dan apa yang selama ini mencuat hanya sekedar isu. Namun, kami tetap akan mengecek ulang masalah patok-patok di sepanjang perbatasan tersebut," ungkap Tan Aspan.
Terkait penambahan anggaran TNI pada 2012, Pangdam VI Mulawarman itu juga menyatakan tidak perlu menambah personil dan modernisasi persenjataan untuk pengamanan wilayah perbatasan. "Apa yang ada selama ini, baik personil maupun persenjataan sudah cukup. Wilayah perbatasan di Kalimantan masih relatif kecil dibandingkan dengan Sumatera," ungkap Tan Aspan.