Jumat 14 Oct 2011 18:23 WIB

Satelit Dikerahkan untuk Memburu Qadafi

Rep: Dyah Ratna Meta Novi/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,SIRTE--Wakil Kepala National Transitional Council  (NTC) Libya  Abdul Hafiz Ghoga mengatakan, Qadafi saat ini berada di gurun Libya bagian selatan. Penangkapan Qadafi  hanya masalah waktu.

“Pergerakan Qadafi sudah terlacak dengan menggunakan satelit saat dia berada di selatan Sabha,”katanya di Sirte, Kamis, (13/10). Pihaknya, ujar  Ghoga, telah mendapatkan konfirmasi bahwa Qadafi berada di gurun Libya bagian selatan.

Namun dia tidak hanya berada di suatu tempat saja, dia selalu berpindah-pindah dengan sejumlah pembantu dan pengawal dekatnya. Saat  ini yang menjadi tujuan utama NTC adalah menaklukan Sirte secara keseluruhan.

Sebab Sirte merupakan kota kelahiran Qadafi. Di sana masih banyak terdapat orang-orang  loyal Qadafi. “Saat Sirte jatuh ke tangan kami. Maka pasukan kami segera mengejar Qadafi,” ujarnya.

Komandan pasukan oposisi telah menggerakkan tank-tank masuk ke Sirte untuk menembak sejumlah bangunan guna memaksa para penembak jitu keluar dari persembunyian mereka. Meski pasukan loyalis Qadafi sudah terkepung, mereka terus melawan. Bahkan mereka membalas serangan NTC dengan melepaskan sejumlah tembakan dan melemparkan granat roket.

Salah seorang komandan pasukan oposisi Khaled Alteir mengatakan, pihaknya telah mengontrol seluruh kota kecuali wilayah “Nomor Dua” di mana pasukan loyalis Qadafi masih berjaga-jaga.

NTC sendiri akan mulai membangun sistem pemerintah yang demokratis kalau mereka sudah  menaklukan Sirte. Bendera hijau yang menjadi panji-panji kekuasaan Qadafi masih berkibar di banyak gedung di Sirte. Meski demikian,pasukan loyalis Qadafi terlihat sudah tidak kompak lagi.

Salah seorang komandan pasukan oposisi lainnya Baloun Al Sharie mengatakan, pasukan loyalis Qadafi sudah tidak bertempur untuk kepentingan bersama. Mereka semua bertempur untuk diri mereka masing-masing. “Kami meminta mereka untuk segera menyerah namun mereka menolak. Jika menyerah, mereka takut kami akan membalas dendam terhadap mereka,” katanya.

Menurut laporan Amnesti Internasional, NTC sepertinya akan mengulang pelanggaran HAM yang dilakukan semasa rezim Qadafi masih berkuasa. Sebab para tahanan NTC mengakui mendapatkan penganiayaan seperti pemukulan dengan tongkat kayu agar mereka segera mengaku.

Meski pertempuran di Libya masih berlangsung. Baik NTC dan NATO mencari jalan untuk mengembalikan keadaan Libya menjadi normal dan kondusif. NTC dan NATO telah menandatangani perjanjian untuk segera membuka koridor udara bagi warga sipil internasional yang terbang dari Benghazi. Penerbangan domestik di Tripoli dan Misrata juga mulai dibuka.

Menteri Ekonomi Jerman Philipp Roesler mengatakan, 150 warga Libya yang terluka akan dirawat di Jerman. Berlin berencana memberikan dukungan kepada Libya dalam bidang medis. “Kami juga akan memberikan pelatihan dan pendidikan kepada kaum muda Libya,” katanya seperti dilansir Aljazirah.

Pihaknya, ujar Roesler, berada di Libya karena melihat bahan mentah Libya yang terpenting. Bahan mentah itu bukan minyak dan gas tetapi kaum muda Libya. Mereka  orang-orang yang memulai revolusi. “Mereka membutuhkan perencanaan terhadap kemenangan revolusi mereka untuk masa depan yang lebih baik,”ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement