Sabtu 15 Oct 2011 15:47 WIB

Perang Pertama Pecah di Tripoli

Rep: satya Festiani/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,TRIPOLI – Baku tembak antara pasukan pro-Qaddafi dan pasukan revolusioner terjadi untuk pertama kalinya sejak Muammar Qaddafi kabur dari Tripoli lebih dari dua bulan lalu, Jumat (14/8). Pendukung Qaddafi dan pasukan revolusioner terlibat baku tembak setelah loyalis menaikkan bendera hijau.

Pasukan setia Qaddafi mengambil alih sebagian Sirte, daerah kantong pertahanan Bani Walid, dan juga memerangi pasukan revolusioner yang didukung NATO yang mengepung mereka selama beberapa minggu. Keberanian ini mungkin didorong oleh rekaman yang dikeluarkan Qaddafi dari tempat persembunyiannya. Libya relatif tenang sejak para pemberontak mengambil alih kota pada Agustus.

Takut akan serangan selanjutnya, pasukan revolusioner membuat pos pemeriksaan yang dijaga oleh beberapa lelaki bersenjata di seluruh metropolis yang berpenduduk dua juta orang. Mereka juga mengepung beberapa tersangka prajurit sewaan Afrika dan menariknya keluar rumah dan mobil.

Peperangan di Tripoli dimulai setelah sholat Jumat. Saksi mata menyebutkan dua belas pasukan setia yang membawa bendera hijau terlihat di Abu Salim, benteng pro-Qaddafi dan penjara. Ratusan warga sipil berusaha melarikan diri dari perang itu.

“Saya melihat keluar jendela dan melihat sekumpulan pria dan wanita berjumlah 50-80 orang. Mereka membawa bendera hijau,” ujar Abadi Omar, warga salah satu rumah di area tersebut. “Mereka memasang satu bendera di ujung jalan. Itu terjadi ketika pasukan revolusioner datang dan orang-orang ini menghilang,” ujarnya.

Pasukan revolusioner kemudian menyisir setiap bangunan dan menemukan senjata di beberapa atap, dan tank tersembunyi di bawah air. Lalu penembak jitu pro-Qaddafi mulai menembak. Peperangan mulai ketika anti-Qaddafi mengejar para loyalis di sekitar bangunan padat itu.

Dalam video amatir yang diperlihatkan pada AP, tembakan terlihat datang dari lantai atas gedung apartemen yang mengelilingi lapangan. Tembakan membuat pasukan revolusioner memencar dan mulai menembak dari jalanan.

“Kakak saya berdiri di pintu depan rumah, dan kami mendengar tembakan dari jalan. Kami tak tahu asalnya dari mana. Ketika melihat keluar, kakak saya sudah tertembak di pinggang,” ujar Ameena Sami (39).

Ahmad al-Warfly, tentara dari pasukan revolusioner Zintan menilai kejadian ini telah direncanakan oleh pasukan pro-Qaddafi. “Beberapa pasukan pro-Qaddafi merencanakan protes, tetapi kemudian mereka menembak karena bersenjata. Lalu mereka kabur dan dikejar oleh pasukan revolusioner yang kemudian menyebabkan peperangan,” ujarnya.

Saksi mata juga melaporkan peperangan terjadi di daerah lainnya di ibu kota, tetapi baku tempat paling hebat terjadi di Abu Salim. Pasukan revolusioner dapat memukul mundur para loyalis di dua tempat menggunakan roket dan senjata api. Namun banyak korban juga berjatuhan dari pihak mereka.

Tank dan kendaraan penuh senjata dari pasukan revolusioner telah membendung serangan tembakan dari kantong pertahanan yang dikenal sebagai Distrik 2. Tempat itu dipercaya sebagai tempat bersembunyi pasukan pro-Qaddafi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement