REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Purna bhakti sebagai guru besar Universitas Padjadjaran, Bagir Manan luncurkan dua buku. Satu buku adalah biografi 70 tahun Bagir Manan, dan satu buku merupakan kumpulan pemikiran yang dipersembahkan untuk pertanda purna bhakti Bagir.
"Cukup berat, menyelesaikan buku ini dalam waktu hanya empat bulan," kata salah satu penulis biografi Bagir, Hikmat Kusumaningrat, Sabtu (15/10). Dalam buku setebal 400+xvi halaman ini, dikupas masa muda hingga usia Bagir ke-70.
Hadir dalam acara ini, para tokoh senior dan pejabat negara. Sebut saja, mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla (JK); pakar hukum tata negara, Sri Soemantri; Menteri Hukum dan HAM, Patrialis Akbar; Menakertrans, Muhaimin Iskandar; Ketua MA, Harifin A Tumpa; dan praktisi hukum senior, Adnan Buyung Nasution. Hadir pula Duta Besar Indonesia untuk Rusia, Hamid Awaluddin, anggota DPR, dan tokoh publik lain.
Rektor Universitas Padjadjaran, Ganjar Kurnia, menyatakan Bagir adalah salah satu kebanggaan dan teladan bagi almamater. "Terutama karena integritas dan sikap istiqomah-nya," kata Ganjar. Menurut dia, keistiqomahan adalah persoalan bangsa ini, termasuk mereka yang kini menjadi pejabat sekalipun berlatar belakang aktivis atau pejuang.
Ganjar berpendapat saat ini tidak ada sikap istiqomah, termasuk dalam memperjuangkan penerapan hakikat konstitusi. Persoalan ini, ujar dia, juga menjadi tantangan yang dihadapi Bagir dalam setiap jabatan yang diembannya.
Buku kedua, mengangkat topik 'Negara Hukum yang berkeadilan'. Penulisan buku ini melibatkan 44 penulis dan editor. Penulis yang menyumbangkan pemikiran, beragam. Dari Jimly Ashiddiqie, Yudi Latif, Miranda Risang Ayu, hingga Ifdhal Kasim.
JK, saat memberikan 'testimoni', mengatakan Bagir sudah hampir lengkap menggeluti dunia hukum. Yaitu dari mahasiswa, dosen, birokrat, pembuat, penjaga, dan pengawas.
"Tinggal satu yang belum, (yaitu) terhukum, tapi dulu hampir (jadi terhukum)," ujar JK tentang peristiwa penggeledahan gedung MA, yang sontak menggetarkan Grha Sanusi, Universitas Padjadjaran. JK menyebut, kalau dianalogikan penilaian skala 10, nilai Bagir adalah sembilan.