Senin 17 Oct 2011 10:00 WIB

Wah! Di Camar Bulan, Warga pun Menggunakan Operator Ponsel dari Malaysia

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: Stevy Maradona
Seorang warga memegang patok tapal batas di Dusun Camar Bulan, Desa Temajok, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalbar. Patok semen tipe D nomor A104 itu merupakan hasil kesepakatan Indonesia-Malaysia 1978.
Foto: ANTARA
Seorang warga memegang patok tapal batas di Dusun Camar Bulan, Desa Temajok, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalbar. Patok semen tipe D nomor A104 itu merupakan hasil kesepakatan Indonesia-Malaysia 1978.

REPUBLIKA.CO.ID, SAMBAS -- Kepala Desa Temajuk, Camar Bulan, Mulyadi, mengakui warga di wilayahnya sangat tergantung dengan Pasar Malanau, Serawak, Malaysia. Pendapat itu dikuatkan para warga kepada Republika, akhir pekan lalu, yang berkunjung ke Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, yang menyatakan, ketergantungan pasokan makanan warga dari negeri jiran cukup tinggi.

Dikatakan Mulyadi, beras yang dimakan warga, sekitar 80 persen dibeli dari Pasar Malanau. Telur, tepung, gula, minyak goreng, dan beragam bumbu dapur, serta kebutuhan sembako lainnya 100 persen tergantung pada Malaysia.

Sinyal komunikasi warga Temajuk dapat dari operator perusahaan Malaysia, serta hasil tangkapan laut warga dijual ke Malaysia. Karena jika dijual ke Kecamatan Paloh atau Sambas, harga jualnya tidak seberapa dan menghabiskan biaya transportasi sangat besar.

Pihaknya khawatir persoalan kabar pencaplokan wilayah di Dusun Tanjung Duta dan Camar Bulan oleh Malaysia, mengganggu distribusi pasokan makanan warga. Karena itu, ia berharap kasus itu tak lagi dibesar-besarkan sebab warga Temajuk yang dirugikan.

Pasalnya akses ke Malaysia semakin diperketat dan jika membeli barang dibatasi. "Intinya tidak sebebas dulu," kata Mulyadi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement