REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR - Satu juta umat Islam Malaysia berencana hadir dalam aksi unjuk rasa yang berlangsung Sabtu (22/10) mendatang. Aksi itu merupakan bentuk protes terhadap pemurtadan yang dilakukan kepada Muslim Malaysia. Menurut rencana, aksi tersebut bakal berlangsung di Stadion Shah Alam, Selangor.
Himpunan Sejuta Umat (Himpun), organisasi kelompok sayap kanan dukungan UMNO, Perkasa, dan Pemuda PAS, serta kalangan konservatif dikabarkan hadir dalam aksi unjuk rasa tersebut. Sementara, dari undangan yang dipublikasikan dalam situs jejaring sosial Facebook, sekitar 1.000 pemilik akun facebook telah mengkonfirmasi kehadirannya.
"Tak ada pilihan lain kecuali aksi unjuk rasa," papar juru bicara Himpun, seperti dikutip Malaysia Insider, Senin (17/10).
Dengan rencana aksi unjuk rasa besar-besaran, menandakan ketegangan antar etnis dan agama di Malaysia, belumlah selesai bahkan cenderung meningkat. Ketegangan itu berawal dari Departemen Agama Islam (Jais) Selangor menemukan adanya bukti kegiataan pemurtadan yang dilakukan Damansara Utama Gereja Metodis (DUMC) di Petaling Jaya, 3 Agustus silam.
Belum sempat diselesaikan, terjadi kembali ketegangan antara kalangan Muslim dan Kristen. Muslim Malaysia keberatan dengan penggunaan kata Allah oleh umat Kristiani. Perselisihan itu akhirnya diselesaikan melalui jalur pengadilan. Oleh pengadilan, umat Kristiani diperkenankan menggunakan kata Allah dalam menjalani keyakinannya.
"Kasus DUMC menunjukkan bagaimana mereka dengan agresif mencoba untuk mengkristenkan Muslim," Wakil Presiden Himpun, Mohd Azmi Abdul Hamid.
Sejumlah pengamat berpendapat, aksi unjuk rasa tersebut diprediksikan bakal meningkatkan ketegangan antar umat beragama di Malaysia. Kondisi tersebut tentu Senada dengan sebuah jajak pendapat Merdeka Center, Juni Lalu, yang menyebutkan hanya 66 persen dari responden mengatakan hubungan etnis "baik" atau mengalami penurunan 15 persen dari 78 persen semenjak lima tahun lalu.