REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Gedung Putih belum bersedia memberi pernyataan soal kabar terbunuhnya pemimpin Libya yang sudah 40 tahun berkuasa, Muammar Qaddaf. Juru bicara Gedung Putih, Victoria Nuland menyatakan, pihaknya terus memonitor laporan dari Libya.
Sebelumnya, juru bicara pimpinan kelompok oposisi National Transitional Council, Jalal el-Gallal, menyatakan pada The Associated Press bahwa Qaddafi tertangkap di kota kelahirannya, Sirte. Penangkapan ini disertai baku tembak.
Sementara itu, pimpinan militer NTC, Abdul Hakim Belhaj, menyatakan Qaddafi terbunuh saat hendak ditangkap.
Pemberontak Libya menguasai Sirte dua bulan setelah kejatuhan Tripoli.
Berita tentang penangkapan Qaddafi datang setelah Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton mengunjungi Libya, Selasa. Dalam kunjungannya itu, ia berharap Qaddafi segera tertangkap, baik hidup atau mati.