REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA - Kematian pemimpin Libya terguling Muammar Qaddafi adalah putaran sejarah yang harus dianggap sebagai "pelajaran pahit". Demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Turki, Kamis (20/10).
“Nasib Qaddafi dan rezimnya merupakan pelajaran pahit yang harus dikaji kembali secara hati-hati berkaitan gerakan-gerakan perubahan dan transformasi di kawasan itu,” ujar pernyataan Kemenlu Turki.
Kementerian itu mengatakan, kematian Qaddafi telah membuka era baru di Libya. Negara ini, lanjutnya, perlu menyelesaikan proses politik dengan merangkul semua segmen masyarakat dalam persatuan dan tanpa membiarkan adanya ruang untuk ambisi pribadi dan balas dendam.
“Turki akan terus mendukung Libya seperti di masa lalu,” lanjut pernyataan Kementrian Luar Negeri Turki.