Jumat 21 Oct 2011 21:04 WIB

DPD: Berdayakan Wilayah Perbatasan!

Rep: Mansyur Faqih/ Red: Chairul Akhmad
Pagar perbatasan, ilustrasi
Foto: Wordpress
Pagar perbatasan, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Wakil Ketua Komisi I DPD, Paulus Yohanes Sumino, mengatakan khawatir dengan masalah perbatasan yang belum memiliki manajemen yang baik. Ini dilihat berdasarkan dua pertimbangan, keadulatan dan kesejahteraan.

"Untuk kedaulatan, kita kalau belajar dari lepasnya daerah yang menjadi wilayah Malaysia, karena kita tidak mendasarkan pada sejarah. Malaysia mewarisi peta Perang Dunia. Kita harus rendah hati belajar menggunakan peta yang digunakan Inggris dan Belanda. Jangan kita bikin peta dan kesepakatan sendiri," katanya, di gedung DPD, Jakarta, Jumat (21/10).

Karenanya, lanjut Paulus, Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) masih menjadi badan yang acak-acakan. Lembaga ini dinilai tidak memiliki kewenangan yang cukup dan tidak memadai untuk menjaga dan mengelola perbatasan.

Manajemen perbatasan pun harus didasarkan pada kesejahteraan rakyatnya. "Grand design BNPP belum memadai. Kalau anggaran terpecah di berbagai departemen, maka hasilnya tidak akan maksimal. Terjadi pemborosan, terjadi korupsi. Harus ada manajemen tunggal, dalam hal ini BNPP. Jangan terbalik, artinya departemen harus meminta ke BNPP," tambahnya.

Untuk ekonomi, kata Paulus, jangan terlalu dipaksakan untuk bidang pertambangan. BNPP harus membangun industri di daerah perbatasan. Harus ada pengembangan industri yang sesuai dengan potensinya. Contoh, pariwisata, perkayuan, dan kelautan.

Dalam hal ini, BNPP bisa bekerja sama dengan kementerian BUMN untuk menciptakan perusahaan kelautan yang besar. "Sehingga, laut bisa terjaga. Ada ribuan kapal di wilayah kita yang tidak terjaga. Apalagi biaya untuk menjaga kelautan sangat besar. Makanya, kalau ekonomi kelautannya terbentuk, nanti akan terjaga dengan sendirinya," ujar Paulus.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ اَسَرَّ النَّبِيُّ اِلٰى بَعْضِ اَزْوَاجِهٖ حَدِيْثًاۚ فَلَمَّا نَبَّاَتْ بِهٖ وَاَظْهَرَهُ اللّٰهُ عَلَيْهِ عَرَّفَ بَعْضَهٗ وَاَعْرَضَ عَنْۢ بَعْضٍۚ فَلَمَّا نَبَّاَهَا بِهٖ قَالَتْ مَنْ اَنْۢبَاَكَ هٰذَاۗ قَالَ نَبَّاَنِيَ الْعَلِيْمُ الْخَبِيْرُ
Dan ingatlah ketika secara rahasia Nabi membicarakan suatu peristiwa kepada salah seorang istrinya (Hafsah). Lalu dia menceritakan peristiwa itu (kepada Aisyah) dan Allah memberitahukan peristiwa itu kepadanya (Nabi), lalu (Nabi) memberitahukan (kepada Hafsah) sebagian dan menyembunyikan sebagian yang lain. Maka ketika dia (Nabi) memberitahukan pembicaraan itu kepadanya (Hafsah), dia bertanya, “Siapa yang telah memberitahukan hal ini kepadamu?” Nabi menjawab, “Yang memberitahukan kepadaku adalah Allah Yang Maha Mengetahui, Mahateliti.”

(QS. At-Tahrim ayat 3)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement