Ahad 23 Oct 2011 15:19 WIB

Aksi Unjuk Rasa Sejuta Umat Hanya Dihadiri 5.000 Orang

Rep: Agung Sasongko/ Red: Chairul Akhmad
Aksi Sejuta Umat di Malaysia hanya dihadiri sekitar 5.000 orang.
Foto: AP
Aksi Sejuta Umat di Malaysia hanya dihadiri sekitar 5.000 orang.

REPUBLIKA.CO.ID, SHAH ALAM – Himpunan Sejuta Umat (Himpun) akhirnya mengelar aksi unjuk rasa satu juta Muslim Malaysia.

Namun, aksi itu tidak mencapai target. Sebab, hanya 5.000 Muslim Malaysia yang mendatangi Stadion Shah Alam.

Saat dimintai komentar, Ketua Himpin, Mohd Azmi Abdul Hamid, mengatakan tidak mempermasalahkan jumlah Muslim yang hadir.

Menurutnya, yang terpenting adalah adanya semangat yang begitu besar dari setiap Muslim yang hadir. "Kami tidak mempermasalahkan jumlah Muslim yang datang tergolong sedikit," papar dia seperti dikutip themalaysianinsider.com, Ahad (23/10).

Azmi justru mengatakan pelaksanaan aksi terbilang sukses. Karena banyak Muslim yang peduli untuk menyatukan sikap terkait isu umat Islam. "Ini merupakan simbol persatuan Muslim. Terlihat keinginan kuat untuk menjaga negara dari ketegangan antar umat beragama," katanya.

Azmi menegaskan kembali bahwa umat beragama lain tidak perlu takut dengan aksi unjuk rasa. Sebab, acara ini tidak bertujuan untuk memicu permusuhan tapi menghindari permusuhan.

"Aksi ini merupakan bagian dari usaha untuk menghormati putusan para pendiri bangsa dalam mencegah adanya pemurtadan sekaligus menyalurkan aspirasi umat Islam," paparnya.

Ia juga menekankan adalah hak setiap Muslim untuk membela diri terhadap pelanggaran yang menerpa umat Islam. "Ini hak kami. Kami tidak akan mengganggu atau melampaui batas. Yang terpenting lagi, kami tidak melanggar hak-hak non-Muslim," tegasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, aksi ini berlatar belakang dari sejumlah isu yang menerpa Muslim Malaysia. Salah satu isu tersebut menyangkut masalah pemurtadan. Meski banyak didukung, sejumlah pihak termasuk dari kalangan non-Muslim meminta agar aksi itu tidak dilaksanakan lantara beresiko memicu benturan antar etnis dan agama. Sejumlah mufti juga menyarankan agar persoalan pemurtadan diselesaikan dengan dialog.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement