Selasa 25 Oct 2011 09:18 WIB

Misi Selesai, NATO Janji Segera Tinggalkan Libya

Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--NATO tidak berencana untuk meninggalkan pasukannya di Libya setelah berakhirnya misi militer di negara itu, kata juru bicara NATO, Oana Lungescu, pada Senin.

"Sebuah operasi yang sangat kompleks, seperti Pelindung Bersatu ... tidak dapat diaktifkan atau dinonaktifkan seperti satu tombol. Hal ini membutuhkan beberapa waktu. Tetapi tidak ada niat untuk menempatkan angkatan bersenjata di lingkungan Libya setelah akhir operasi," kata Lungescu pada konferensi pers di Brussels.

Dia mengatakan, Dewan Atlantik Utara membuat keputusan awal Jumat lalu untuk membubarkan misi di Libya pada akhir Oktober, dan menegaskan bahwa keputusan resmi diharapkan akan dilakukan dalam beberapa hari.

Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen mengatakan pada Minggu, bahwa aliansi akan terus memantau situasi keamanan di Libya dan mempertahankan kapasitas untuk merespon ancaman terhadap warga sipil, jika diperlukan.

Dewan Keamanan PBB mengeluarkan Resolusi 1973 Maret lalu dengan otorisasi misi NATO untuk melindungi warga sipil Libya dari serangan oleh pasukan pro-Qaddafi, sebulan setelah pemberontakan melawan pemerintahan otoriter Kolonel Muammar Qaddafi pecah di negara Afrika Utara itu.

Qaddafi, yang telah memerintah Libya selama 42 tahun, rupanya segera dieksekusi setelah ditangkap oleh para pejuang Dewan Transisi Nasional (NTC) di dekat rumahnya kota Sirte Kamis lalu.

Pihak berwenang Libya baru mendeklarasikan pada Minggu pembebasan Libya dari kekuasaan Qaddafi dan menyerukan rekonsiliasi nasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement