REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK - Pemerintah Thailand, Selasa (25/10) mengumumkan 27-31 Oktober akan menjadi hari libur khusus di bagian-bagian negara yang terkena banjir. Musibah banjir di negara itu telah menghancurkan provinsi-provinsi di bagian tengah dan sekarang mengancam ibu kota, Bangkok.
Menteri Kepariwisataan, Chumphol Silpa-archa, mengatakan kepada
wartawan setelah rapat kabinet bahwa akan ada hari libur di 21 provinsi termasuk Bangkok berkaitan dengan banjir.
Seorang pejabat bank sentral mengatakan, belum ada keputusan yang telah diambil mengenai apakah bank-bank komersial dan pasar keuangan Thailand akan ditutup.
Sementara itu jutaan orang di Bangkok dengan gelisah bersiap menghadapi banjir dan tampaknya tak dapat dibendung setelah peringatan baru dikeluarkan agar warga mengungsi dari daerah bahaya tertentu.
Bangkok Metropolitan Authority (BMA), Ahad larut malam (23/10), menyatakan air dalam jumlah berlimpah akan membanjiri Bangkok, yang berada di dataran rendah. Tak hanya itu banjir juga mengancam enam kabupaten di kota itu, termasuk daerah di sebelah utara pusat kota.
Pengumuman itu dikeluarkan setelah pemerintah Thailand menyatakan akan mendirikan pusat pembagian pangan di Bangkok guna membantu mengisi kembali rak pasar swalayan dalam persiapan menghadapi banjir. Sejauh ini, ibu kota Thailand tersebut lolos dari genangan air.
Beberapa bagian lain negeri itu telah dilanda hujan lebat musim panas selama tiga bulan, sehingga menewaskan lebih dari 350 orang dan merusak rumah serta mempengaruhi kehidupan sembilan juta orang.
Keenam kabupaten di Bangkok yang sekarang menghadapi keprihatinan meliputi Chatujak, tempat pasar raksasa akhir pekan yang terkenal bagi wisatawan, dan Don Mueang -- tempat pelabuhan terbesar kedua di kota tersebut yang saat ini meningkat jadi pusat pengungsi korban banjir.
BMA pada Ahad (23/10) menyeru penduduk di daerah itu --yang menghadapi "potensi bahaya terhadap keselamatan dan harta" agar mengungsi ke tempat penampungan darurat.