REPUBLIKA.CO.ID, IO DE JANEIRO - FIFA akan menyediakan tiket setengah harga bagi warga Brasil berusia 65 tahun ke atas pada putaran final Piala Dunia 2014. Kebijakan itu muncul di tengah rencana untuk membuat semua tiket lebih murah bagi fans dari negara tuan rumah tersebut.
Hukum di Brasil menyatakan bahwa warga berusia di atas 65 tahun berhak atas tiket setengah harga. Awalnya, FIFA menolak mengikuti kebijakan tersebut, yang mencetuskan kemarahan di kalangan politik Brazil, sebelum akhirnya melunak.
Akan tetapi, Jerome Valcke, sekretaris jenderal induk olah raga sepak bola dunia, mengatakan dalam satu wawancara yang disiarkan surat kabar Folha de Sao Paulo edisi Selasa, bahwa tiket setegah harga tidak tersedia bagi kelompok spesifik lainnya, seperti "pendonor darah, pelajar atau mantan pemain".
FIFA dan pemerintah Brasil berselisih mengenai penjualan tiket murah bagi pelajar, sejalan dengan hukum di Brasil, dan mengenai penjualan alkohol di stadion, dengan Valcke menegaskan bahwa tiket murah yang berlaku bagi semua orang adalah pilihan yang lebih layak.
"Kami harus bekerja dengan jalan membuat tiket dengan harga khusus bagi semua warga Brail yang tidak sanggup membayar mahal," kata Valcke. "Itu rasanya lebih adil bagi saya dibanding hanya memperhitungkan beberapa kelompok tertentu dalam masyarakat."
FIFA berharap mencapai kesepakatan mengenai masalah tersebut sebelum presiden Sepp Blatter bertemu presideng Brasil Dilma Rousseff bulan depan. Valcke juga mengatakan ia yakin pemerintah Brasil khawatir dengan tuduhan korupsi kepada menteri olah raga negara tersebut Orlando Silva, yang telah membantah menggelapkan jutaan dolar dana publik.
Sekjen juga berbicara mengenai kekhawatiran di kalangan FIFA bahwa stadion yang didesain untuk menjadi tuan rumah pertandingan-pertandingan Piala Konfederasi 2013 dan Piala Dunia 2014 tidak siap pada waktunya.
"Ada kekhawatiran besar mengenai Piala Konfederasi, tetapi kekhawatiran akan Piala Dunia tidak sebesar itu," katanya. "Sejumlah venues akan selesai lambat, namun masih akan siap pada waktunya untuk pertandingan pembukaan Piala Dunia. "Maracana adalah salah satu tantangan terbesar, karena masih banyak yang harus dikerjakan."