REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Penasehat Senior Faith Communities di Inggris Maqsood Ahmed mengatakan, Indonesia merupakan contoh bagus bagi praktek pelaksanaan nilai-nilai Islam dan demokrasi. Sebab di Indonesia, warga bisa melaksanakan nilai Islam dan nilai demokrasi sekaligus. “Tidak banyak negara Muslim di dunia yang bisa melaksanakan kedua nilai tersebut secara berdampingan dengan baik,” katanya saat ditemui di Jakarta dalam acara diskusi mahasiswa bertema ‘Kehidupan Muslim di Inggris,’ pada Rabu, (26/10).
Ketika membicarakan Islam, terang Maqsood, orang-orang Barat selalu menyebutkan negara-negara seperti Iran, Pakistan, Afganistan, Saudi Arabia. Mereka selalu melupakan bahwa Indonesia juga merupakan negara Muslim terbesar di dunia. mereka tidak menyadari ada negara Indonesia yang bisa melaksanakan Islam dan demokrasi secara bersamaan. “Tapi hanya melihat negara-negara di Timur tengah yang melaksanakan aturan syariah yang sangat ketat. Maka sudah saatnya mulai menengok Indonesia untuk mempelajari Islam,” terangnya.
Dalam kesempatan itu, peneliti di Islamic Foundation Inggris, Naved Saddiqi menceritakan, suatu ketika dia pernah mengunjungi kota Bandung. Dia merasa sangat takjub ketika menyaksikan seorang perempuan berjilbab menyetir mobil. Sementara suaminya duduk santai di kursi belakang mobil. Menurutnya, pemandangan semacam itu sangat jarang dijumpai dalam kehidupan umat Muslim di Inggris. Dari pemandangan tersebut bisa disimpulkan bahwa perempuan Muslim bisa menunjukkan identitas kemuslimannya dengan mengenakan jilbab. Namun dalam waktu yang sama, dia berhak menyetir mobil sama seperti laki-laki tanpa perlu merasa takut dianggap buruk oleh masyarakat. “Hal ini merupakan contoh konkret pelaksanaan nilai Islam yang berdampingan dengan demokrasi,” katanya seraya tersenyum.