Rabu 26 Oct 2011 21:10 WIB

Tunisia Bentuk Pemerintahan Baru dalam Sebulan

Rep: Dyah Ratna Meta Novi/ Red: Chairul Akhmad
 Ketua Partai An-Nahda, Rached Ghannouchi
Foto: AP
Ketua Partai An-Nahda, Rached Ghannouchi

REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS – Partai An-Nahda, pemenang pemilu Tunisia, berjanji akan membentuk pemerintahan baru dalam sebulan.

Ketua Partai An-Nahda, Rached Ghannouchi, mengatakan pihaknya sudah mulai membicarakan pembentukan koalisi dengan partai-partai lainnya untuk membentuk pemerintah baru.

"Sangatlah natural jika partai yang memenangkan pemilu akan memimpin pemerintahan. Yang jelas, pemerintahan baru akan kami bentuk tidak lebih dari sebulan,” kata Rached, Selasa, (26/10).

Sementara itu, Pejabat Senior An-Nahda, Nourreddine Bhiri, mengatakan pihaknya yakin An-Nahda dan koalisi bisa memperbaiki kehidupan ekonomi yang saat ini terpuruk. “Kami akan memperbaiki perekonomian sebab itu merupakan kewajiban pemerintah, insya Allah,” katanya.

Pihaknya, ujar Bhiri, juga menginginkan masuknya investasi ke Tunisia. Selain itu, juga menginginkan perekonomian yang bebas. Tunisia membutuhkan investasi dalam jumlah besar untuk mengamankan pertumbuhan ekonomi dan menjaga stabilitas politik.

Bhiri menggarisbawahi, partainya memiliki dua tujuan. Pertama, An-Nahda menginginkan pembentukan parlemen yang demokratis dengan kepala negara seorang presiden. Selain itu, An-Nahda menginginkan desentralisasi sehingga pemerintah provinsi bisa lebih banyak membuat kebijakan bagi kemajuan provinsinya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement