REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA- Kementerian Luar Negeri Singapura pada Rabu mendesak warganya untuk meninggalkan Bangkok yang dilanda banjir, lebih cepat dari yang direncanakan. Seruan dilakukan ketika bandara internasional masih tetap terbuka.
Kemlu menyarankan warga Singapura untuk menunda perjalanan tidak penting ke Bangkok, dan mengatakan bahwa situasi banjir di negara itu semakin memburuk. Kementerian juga mengatakan telah memperkuat Kedutaan Besar Singapura di Bangkok dengan tim respon konsuler sebagai satu langkah pencegahan.
Beberapa tempat di Thailand sudah terkena banjir parah pada beberapa hari terakhir, dengan perkiraan hujan lebih banyak pada beberapa pekan mendatang. Namun demikian bandara internasional di ibu kota masih tetap terbuka.
Sementara itu pihak berwenang di Bangkok, Rabu mengumumkan libur darurat lima hari dan mendesak warganya yang tinggal di kawasan rawan banjir untuk mengungsi dan menghindari banjir besar. Banjir sudah merembes ke bagian tengah Bangkok pagi ini, dengan air memasuki kawasan ikonik Grand Palace di dekat Sungai Chao Phraya, kata seorang fotografer AFP.
Setelah berhari-hari mempersiapkan diri menghadapi serangan air, banyak warga yang meninggalkan rumah mereka pada Rabu malam dan Kamis pagi untuk menuju ke tempat yang aman di daerah lain. Mereka yang pindah terutama di kota pantai bagian selatan terutama Hua Hin, Phuket dan Pattaya.
"Kami telah mengetahui bahwa semua tujuan wisata itu telah dipenuhi oleh warga Thailand yang mengungsi dari Bangkok," kata wakil kepala Otoritas Pariwisata Thailand (TAT) Sansern Ngaorungsi.
Dia mengatakan bahwa penerbangan domestik dari bandara utama negara itu, Suvarnabhumi -yang masih beroperasi seperti biasa - juga "sangat, sangat ramai".
Rekaman televisi menunjukkan terminal bus yang penuh sesak di ibu kota saat warga berusaha mengungsi, sementara para pejabat mengatakan stasiun kereta api utama Bangkok juga penuh dan jalan-jalan di bagian utara serta timur yang keluar dari kota itu macet.