REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL - Banjir parah di Thailand telah mengganggu jalur pelarian favorit warga Korea Utara untuk melarikan diri dari tanah air mereka, kata sebuah laporan, Kamis (27/10).
Sekitar 30 sampai 40 pengungsi sedang menunggu untuk dipindahkan ke Bangkok dari perbatasan bagian barat laut, kota Mae Sai, kata Daily NK, sebuah surat kabar dalam jaringan yang berbasis di Seoul dan dikelola oleh mantan pengungsi.
Hampir semua pengungsi melarikan diri dengan berjalan kaki ke China, tetapi mereka terancam direpatriasi jika tertangkap di sana. Banyak orang melakukan perjalanan diam-diam melalui rute yang dijuluki
sebagai "kereta api bawah tanah" ke Asia Tenggara dan kemudian mencari pemukiman di Korea Selatan. Pengungsi itu yang datang ke Thailand melalui Laos di seberang Sungai Mekong melaporkan diri kepada pihak berwenang di Chiang Mai sebelum dipindahkan ke kantor imigrasi di Bangkok, kata Daily NK.
Tapi rute yang lebih disukai melalui Mae Sai, Chiang Mai dan Bangkok sekarang sulit untuk dilalui karena banjir yang serius, katanya.
Daily NK dikutip Park Gwang-Su, seorang pengungsi yang sudah di Korea Selatan, mengatakan dia mencemaskan keluarganya yang sedang berpindah dari Laos ke Thailand beberapa hari lalu.
"Jika Bangkok banjir maka mereka akan terdampar, setelah tiba di Chiang Mai mereka tidak akan bisa berangkat ke kantor imigrasi di Bangkok," kata Park Gwang-Su.
Lebih dari 21.700 warga Korea Utara telah meninggalkan tanah air mereka yang miskin dan dilanda kelaparan menuju Korea Selatan sejak perang 1950-1953, terutama dalam beberapa tahun terakhir.