REPUBLIKA.CO.ID, SOFIA--Selepas pemilihan Presiden Bulgaria, Sabtu (23/10), terjadi aksi tak terduga. Komunitas Muslim Bulgaria mendapatkan serangan dari warga lokal sehingga mereka terpaksa berlindung di sebuah masjid di Sofia dan Plodiv.
Ulama populer Bulgaria, Mustapha Haji, mengaku terkejut dengan serangan itu. Ia mengaku tidak pernah membayangkan akan terjadi serangan seperti itu. "Peristiwa ini tidak kami harapkan. Pelaku penyerangan menciptakan suatu kecemasan dalam hubungan antara Kristen dan Islam," kata dia seperti dikutip thenational.com, Kamis (27/10).
Otoritas Agama Bulgaria, Sayyid Muhammad Hussein Fadlullah mengatakan umat Islam tengah mengalami serangan yang dilancarkan atas dalih terorisme. "Biarkan mereka tahu bahwa umat Islam tidak radikal dalam pengertian barat. Islam mengakui adanya ahli kitab, kita diajarkan untuk hidup berdampingan dan tidak menganggu mereka," kata dia.
Karena itu, Hussein mengharapkan agar terjadi dialog sebagai sebuah bangsa. Ia juga meminta umat Islam untuk lebih aktif memberikan pemahaman yang baik tentang Islam dan Muslim. "Kita bukan ekstrimis, " tegasnya.
Hussein juga meminta kepada umat Islam untuk tidak terprovokasi dan melawan provokasi itu dengan arogan. Persoalan yang terjadi harus diselesaikan dengan cara yang diajarkan Rasullah SAW. "Waspadai dengan semua metode yang mencegah anda menggunakan daya nalar," pinta dia.
Sebelumnya, sejumlah simbol politik Bulgaria dan warga berkumpul untuk mengecam serangan brutal terhadap Banya Bashi Masjid, salah satu masjid bersejarah di yang terletak di luar ibukota.
Informasi terakhir menyebutkan, serangan tersebut disebabkan aksi demonstrasi pendukung partai sayap kanan "Ataka" atas larangan menyiarkan adzan menggunakan pengeras suara. Dalam insiden itu, tidak diketahui apakah ada korban luka atau tewas.