REPUBLIKA.CO.ID, BENGHAZI - Abdel Hafiz Ghoga, pimpinan Dewan Transisi Nasional (National Transitional Council/NTC), berjanji akan mengadili siaipun pelaku penembakan yang menewaskan Muammar Qaddafi. "Akan diadili dengan pengadilan yang fair," katanya.
Komentarnya diungkapkan setelah Dewan Keamanan PBB berencana segera mencabut mandat bagi aksi militer internasional di negara itu. Sebelumnya, NATO menegaskan akan segera mengakhiri misi tujuh bulannya di Libya, menyusul tertangkap dan tewasnya Qaddafi.
Qaddafi ditangkap dalam keadaan hidup Kamis pekan lalu. Namun, beberapa menit kemudian, dia dikabarkan tewas dengan luka di kepala. NTC menyatakan dia tewas dalam baku tembak, namun belakangan terkuak, dia ditembak di kepala dari jarak dekat oleh seorang pemuda berusia 17 tahun.
Menteri Pertahanan Inggris, Philip Hammond, menyatakan Philip Hammond, kematian Qaddafi telah menodai reputasi pemerintah sementara Libya.
Ghoga mengatakan pihaknya sudah melakukan penyelidikan. "Kami telah mengeluarkan kode etik dalam penanganan tawanan perang. Saya yakin bahwa apa yang dilakukan pada Qaddafi merupakan tindakan individu dan bukan tindakan revolusioner atau tentara nasional," ujarnya.
Dalam rekaman video yang diambil dari kamera ponsel, Qaddafi ditangkap hidup-hidup di sebuah saluran drainase. Dalam rekaman yang lain, ditunjukkan bagaimana ia berlumuran darah setelah ditembak dengan pistol dari jarak dekat.