REPUBLIKA.CO.ID, SANAA - Kaum wanita Yaman memprotes aksi kekerasan pemerintah terhadap para demonstran dengan membakar jilbab dan cadar mereka di Sanaa. Rezim Presiden Ali Abdullah Saleh melakukan langkah represif untuk mengendalikan aksi demonstrasi yang terus meluas di negeri itu.
Dalam aksi itu, kaum wanita mencopoti baju yang menutup tubuh mereka dari kepala hingga kaki, termasuk muka, yang dikenal dengan nama makrama. Mereka mengumpulkannya di atas sebuah spanduk panjang dan membakarnya hingga menjadi abu.
Langkah ini dilakukan sebagai simbolik sikap suku Badui meminta bantuan untuk membantu menghentikan aksi kekerasan pemerintah pada demonstran.
Perempuan telah mengambil peran penting dalam pemberontakan melawan pemerintahan otoriter Presiden Ali Abdullah Saleh yang meletus Maret, terinspirasi oleh revolusi di Tunisia dan Mesir. Aksi ini dilakukan setelah 20 warga Yanan tewas oleh peluru tentara dalam demonstrasi terakhir menuntut Presiden Saleh mundur.