REPUBLIKA.CO.ID, ROMA - Perdana Menteri Italia, Silvio Berlusconi, menegaskan bahwa koalisi pusat-kanannya yang nyaris bubar karena perbedaan pendapat tidak benar. Mereka akan menyelesaikan masa tugas bersama sampai 2013 dan aliansi dengan Partai Liga Utara dalam kondisi solid.
Berbicara di stasiun televisi Canale 5 yang dimilikinya, Berlusconi mengesampingkan usulan pemerintahan berbasis persatuan nasional, yang dipandangnya hanya akan menciptakan kelumpuhan bagi Italia.
Dia juga menyatakan bahwa kampanye untuk pemilu di tengah krisis akan menimbulkan masalah serius. "Yang penting adalah menjaga sebuah kesamaan mayoritas dan pemerintah melalui reformasi," katanya, Jumat (28/10).
Komentar Berslusconi keluar beberapa hari setelah pemimpin Liga UTara, Umberto Bossi, mengatakan adanya resiko serius yang membayangi proposal pemerintah untuk meningkatkan usia pensiun sebagai bagian dari reformasi yang dituntut Uni Eropa.
Sebelumnya, dikabarkan bahwa Berlusconi bersiap mengundurkan diri untuk mempersiapkan jalan menuju pemilihan umum 2012 mendatang. Isu yang dihembuskan surat kabar Roma, La Repubblica, yang dikutip dari BBC, melansir bahwa rencana ini muncul setelah diskusi antara Berlusconi dan Umberto Bossi.
Sehubungan dengan negosiasi Italia dan Uni Eropa atas utang yang sangat besar di negara itu, Berlusconi setuju untuk mundur sebagai pertukaran agar Partai Liga Utara setuju atas usulan kenaikan usia pensiun dari 65 menjadi 67 tahun pada 2026.
Dalam pernyataan, Selasa lalu, untuk pertama kalinya Berlusconi membuka kemungkinan pengunduran dirinya di hadapan publik. "Aku harap kondisi bisa terangkat ketika aku bisa meninggalkan tanggungjawab pemerintahan kepada orang lain. Apa pun yang terjadi, aku akan melakukan apa pun yang diminta oleh partai dan mitra koalisi kami," ujarnya.
Tetapi kabar pengunduran diri Berlusconi ditampik oleh Partai Liga Utara. Menurut pejabat partai, kabar ini dihembuskan untuk menurunkan citra Berlusconi. Saat ini, seperti negara-negara Eropa dan Amerika lainnya, Italia mengalami krisis utang, mencapai 1,8 triliun euro atau setara 120 persen dari GDP negara itu.