Senin 31 Oct 2011 11:36 WIB

Air Tanah di Jalur Gaza Tidak Layak Minum

Red: Chairul Akhmad
Warga Gaza mengambil air minum di sebuah pompa air.
Foto: Info Palestina
Warga Gaza mengambil air minum di sebuah pompa air.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Kepala Otoritas Kualitas Lingkungan Palestina, Dr Yusuf Ibrahim, mengingatkan bahwa sekitar 90 persen air tanah di Jalur Gaza tidak layak untuk digunakan manusia karena kadar garamnya yang tinggi.

Hal tersebut disampaikan Ibrahim dalam pertemuan pekanan para pejabat yang diselenggarakan biro penerangan pemerintah di kantornya di Gaza, Ahad (30/10).

Ibrahim menyesalkan kurangnya perhatian negara-negara Arab terhadap lingkungan. Jauh berbeda dengan perhatian negara-negara Eropa yang sangat peduli lingkungan, bahkan mengalokasikan anggaran yang begitu besar untuk masalah ini.

Menurut Ibrahim, solusi yang ditawarkan Otoritas Kualitas Lingkungan untuk mengatasi masalah ini adalah proyek pemompaan kembali air hujan. "Bisa direalisasikan dengan mewajibkan setiap rumah dan institusi membuat “tandon air” di bawah bangunan untuk menyimpan air hujan. Selain itu, kita bisa memanfaatkan kembali air wudhu untuk pertanian daripada memanfaatkan air tanah," jelasnya.