Senin 31 Oct 2011 17:41 WIB

PKB: Jangan Hakimi Politisi Muda dengan Survey 'Pesanan'

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Djibril Muhammad
Marwan Jafar
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Marwan Jafar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menolak keras hasil survey Lingkaran Survey Indonesia (LSI). Belakangan ini lembaga survey sudah mulai kehilangan independensinya, bahkan sudah banyak lembaga survey orderan, sehingga kehilangan obyektifitasnya.

"Saya tidak sependapat dengan itu semua," jelas Ketua Fraksi PKB, Marwan Ja'far dalam rilis yang diterima Republika, Senin (31/10).

Dia meragukan hasil survey yang menyatakan politisi muda yang diduga tersangkut masalah hukum menjadi penyebab hancurnya citra politisi muda atau munculnya ketidakpercayaan publik terhadap politisi muda.

Marwan menuding responden yang dimanfaatkan untuk survey telah disetir dan dikondisikan. "Bahkan mereka menuding tanpa ada fakta hukum yang jelas," paparnya.

Dia mempertanyakan obyektifitas survey tersebut jika sebelumnya responden sudah diarahkan. "Seolah-olah mereka sudah bersalah, korup, padahal bukti dan fakta hukum tidak mengatakan demikian," paparnya.

Dia memprediksi para politisi muda inilah yang akan menjadi penjaga gawang tegak dan bertahannya sistem politik demokratis di Indonesia. Namun demikian, Marwan meyakini hasil survey ini akan menjadikan politisi muda lebih berhati-hati dan berusaha terus memperbaiki diri agar tidak tersandung masalah hukum atau lainnya.

Sebabnya, dalam segi kapasitas maupun kualitas, para politisi muda tidak kalah bagusnya dengan kemampuan politisi tua yang sudah malang melintang di dunia perpolitikan.

"Saya masih yakin politisi muda masih kompetitif dan masih mendapat tempat di hati rakyat, bukankah Soekarno, Hatta, Wahid Hasyim, M Yamin, dan lainnya adalah para politisi muda di zamannya yang mampu mengharu biru?" terangnya.

Dirinya meyakini para politisi muda sekarang juga sangat ingin meneladani mereka dan berbuat sama sebaik mereka. Pihaknya mengajak publik untuk memberi dorongan kepada politisi muda untuk membuktikan diri memenuhi ekspektasi masyarakat dan bukan terjebak pada upaya membunuh eksistensi mereka sebelum berkembang.

"Jangan hakimi politisi muda dengan opini dan survey yang berdasarkan kepentingan 'pesanan'," jelasnya.

Dia mengatakan tidak salahnya mengkritik, tapi bukan dengan membunuh karakter politisi muda. Dia mengatakan politisi muda siap menerima masukan dan saran masyarakat, karena mereka mau berubah menjadi lebih baik.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement