REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK – Rumah dan lingkungan tempat tinggal yang terus tergenang banjir membuat warga Thailand frustrasi.
Ketegangan dirasakan warga pingiran Bangkok karena menuntut pemerintah untuk membuka pintu air yang menyumbat banjir, yang membuat wilayah mereka terendam untuk menyelamatkan kawasan industri.
Penduduk memaksa pejabat untuk membuka pintu air agar air segera mengalir keluar dari lingkungan mereka. Penutupan pintu air ini, seperti dilansir BBC, membuat pusat kota Bangkok terhindar dari rendaman banjir yang lebih parah dari saat ini. Tetapi wilayah sekitar yang mengelilingi Bangkok menjadi korbannya dan menumbuhkan kebencian atas keputusan pemerintah pusat.
Namun, pemerintah tampaknya mulai melunak atas tekanan warga yang marah di timur kota dengan menuntut pintu air setempat dibuka untuk mengalirkan air keluar lebih banyak dari wilayah mereka. Tindakan ini menciptakan ketegangan baru dengan pemerintah Kota Bangkok yang khawatir pembukaan pintu air membahayakan Kawasan Industri Bang Chan.
Gubernur Bangkok, Sukhumbhand Paribatra, mengatakan kebutuhan semua penduduk harus diseimbangkan. "Aku menyayangi penduduk, seperti semua politisi lainnya, tapi terkadang aku harus tegas atas permintaan minoritas demi kepentingan mayoritas. Aku tak bisa menyerah pada setiap permintaan," ujarnya.
Ratusan pabrik di tujuh kawasan industri telah ditutup dan mengakibatkan puluhan tibu pekerja kehilangan pekerjaannya. Perusahaan otomotif raksasa seperi Honda pun harus mengurangi separuh produksinya karena Thailand menjadi penyuplai rakitan komponen mereka di Asia.