REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI-- Polisi di China bagian timur telah membongkar sebuah jaringan perdagangan manusia yang membeli bayi dari keluarga miskin dan kemudian menjualnya dengan harga 8.000 dolar AS. Demikian laporan media Cina, Jumat.
Pihak berwenang di Provinsi Shandong bulan lalu menahan 15 orang anggota kelompok itu yang membayar para perempuan dari berbagai daerah di China untuk melahirkan anak yang kemudian mereka jual kepada orang lain.
Dalam lamannya, polisi di kota Zoucheng - lokasi di mana jaringan perdagangan manusia itu terungkap - mengatakan bahwa bayi laki-laki dijual seharga hingga 50 ribu yuan (atau setara dengan 8.000 dolar AS), sementara bayi perempuan dihargai 30 ribu yuan.
Harian yang dikelola pemerintah, Global Times, mengatakan, pihak berwenang telah melacak 13 bayi tetapi masih mencari empat bayi lain yang masih hilang. "Bekerja sebagai buruh migran di sini, keluarga-keluarga penjual bayi terutama berasal dari daerah miskin. Suami pergi bekerja dan istri-istri menjual bayi mereka untuk uang," kata penyidik polisi Chen Qingwei.
Pasangan tanpa anak di China saat ini diperbolehkan untuk mengadopsi anak-anak dari berbagai sumber, yang telah mengakibatkan berkembangnya pasar perdagangan anak bawah tanah. Banyak akademisi menyalahkan masalah itu pada kebijakan satu anak pemerintah yang ketat yang mengakibatkan bayi laki-laki menjadi istimewa sebab banyak keluarga menginginkan ahli waris laki-laki.