REPUBLIKA.CO.ID, Tambang Cina kembali memakan korban. Delapan orang tewas dan puluhan lainnya terluka setelah sebuah ledakan terjadi di sebuah lokasi tambang di Sanmenxia, Provinsi Henan, Kamis (3/11).
Media negara mengatakan, ledakan tersebut terjadi beberapa saat setelah sebuah gempa ringan 2,9 SR terjadi di wilayah tersebut. Tujuh penambang berhasil diselamatkan pada Jumat (4/11) kemarin. Enam dinyatakan menderita luka ringan sedangkan seorang lainnya menderita luka serius.
Hingga hari ini tim darurat penyelamatan telah berhasil mengeluarkan 40 penambang dari bawah timbunan. Sementara beberapa orang lainnya masih dinyatakan hilang.
Pihak berwenang mengatakan, sebanyak 75 penambang sedang bekerja dalam sebuah galian saat ledakan terjadi. Para penambang tersebut dilaporkan berada di terowongan sedalam 760 meter. Ledakan membuat bebatuan menutup terowongan tersebut dan menimbun para penambang di kedalaman 480 meter. Hanya 14 orang yang berhasil menyelamatkan diri.
Siaran CCTV milik negara hari ini menunjukkan proses pengeluaran para penambang yang selamat. Mata mereka ditutup dengan handuk yang diikatkan ke kepala agar terlindung dari sinar matahari.
Kurang dari sepekan sebelumnya, sebuah ledakan gas di Provinsi Hunan menewaskan 29 pekerjanya. Ratusan pekerja Cina tewas setiap tahunnya dalam kecelakaan galian tambang.
Karenanya, industri pertambangan di Cina dikenal dengan citra buruk atas standar keselamatannya yang lemah. Namun para pejabat berkeras rekor kecelakaan kerja di negara tersebut telah diperbaiki, dan mengatakan bahwa mereka telah mengambil sikap dengan menutup sejumlah pertambangan ilegal.