Senin 07 Nov 2011 19:28 WIB

Wamenkes: Rumah Sakit Tak Boleh Tolak Pasien

Rep: Esthi Maharani/ Red: Chairul Akhmad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Rumah sakit di seluruh Indonesia diharuskan tidak boleh menolak pasien. “Yang paling utama itu adalah pelayanan kepada pasien,” kata Wakil Menteri Kesehatan, Ali Gufron Mukti, saat dihubungi Republika.

Ia mengatakan, selama dirinya menjabat sebagai Wamenkes tak ada laporan yang menyatakan adanya rumah sakit yang menolak pasien. Ditegaskannya, rumah sakit jangan sampai mendahulukan pembiayaan dibandingkan keselamatan pasien yang datang.

“Pertama pelayanan dulu. Jadi, memang rumah sakit tidak boleh menolak untuk orang miskin. Menurut saya, rumah sakit tidak akan menolak mereka,” katanya.

Hanya saja, ia mengakui seringkali ada kesalahpahaman ketika rumah sakit menolak para pasien. Terutama ketika ruang rawat kelas III dinyatakan penuh oleh pihak rumah sakit. “Pasien sering salah pengertian jika rumah sakit menyatakan tak ada ruangan tersisa atau penuh,” katanya.

Ditegaskannnya, masyarakat miskin pun tetap bisa berobat ke rumah sakit karena ada Jamkesmas yang berlaku sejak 2005 lalu. Biaya kesehatan mereka pada akhirnya kembali dibayarkan oleh pemerintah. Tetapi, ia mengakui perlu ada supervisi yang lebih jelas untuk bisa melihat apakah Jamkesmas yang selama ini diberlakukan sudah tepat sasaran.

Ia pun meminta jika terjadi pelanggaran oleh rumah sakit ataupun pihak yang menyalahgunakan Jamkesmas, sebaiknya segera dilaporkan pada pihak terkait seperti dinas kesehatan setempat.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement