Selasa 08 Nov 2011 07:02 WIB

Pemerintah Suriah Minta Bantuan Liga Arab, Oposisi Cari Perlindungan Internasional

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS - Pemerintah Suriah, Senin (7/11), mendesak Liga Arab agar membantunya menghadapi AS --yang dituduhnya terlibat dalam aksi berdarah, sementara oposisi meminta "perlindungan internasional" buat warga sipil.

Kelompok pan-Arab tersebut, yang sedang berusaha menerapkan rancangan aslinya guna mengakhiri penindasan berdarah selama delapan bulan oleh pemerintah Suriah atas pemrotes, menyatakan Liga Arab menerima permintaan itu di dalam surat dari Menteri Luar Negeri Suriah Walid Al-Muallem.

Surat tersebut menuduh Washington secara nyata terlibat dalam peristiwa berdarah di Suriah dan meminta Liga dengan 22-anggota itu untuk mengutuk keterlibatan tersebut dan melakukan apa yang perlu guna mengakhirinya, kata kelompok itu di dalam satu pernyataan.

Liga Arab tak memberi perincian mengenai tuduhan keterlibatan AS di dalam pertumpahan darah di Suriah, demikian laporan AFP --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Selasa (7/11) pagi. Namun Suriah pada masa lalu menuduh Duta Besar AS untuk Damaskus Robert Ford menghasut kerusuhan dengan mengunjungi pusat protes, sebelum Washington menarik dia pada Oktober, setelah "ancaman yang dapat dipercaya terhadap keselamatannya di Suriah".

Di dalam surat tersebut, Suriah meminta bantuan Arab untuk memberi suasana yang cocok untuk menerapkan kesepakatan itu, demikian isi pernyataan tersebut.

Wakil Ketua Liga Arab Ahmed Ben Hilli mengatakan kepada AFP Suriah telah mengirim surat yang merinci berbagai tindakan yang dilakukannya guna melaksanakan rencana itu, tapi ia menolak untuk memberi perincian.

Liga Arab telah menyerukan pertemuan darurat di markasnya di ibu kota Mesir, Kairo, pada Sabtu (5/11), guna membicarakan kegagalan Suriah untuk melaksanakan peta jalan --yang menyeru Presiden Bashar Al-Assad agar memulai pembicaraan dengan oposisi dan menarik tanknya dari jalan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement